Pesona Songket Palembang

Hari Senin (9/05) sampai Jumat (13/05), saya diundang oleh Kementerian Pariwisata sebagai salah satu blogger lokal untuk mengikuti Familiarisation Trip dalam rangka menyambut Musi Triboatton.  Tujuannya memang tidak mengikuti seluruh rute Musi Triboatton, tetapi lebih memperkenalkan pariwisata Palembang dan menghadiri pembukaan Musi Triboatton yang akan diadakan pada tanggal 12/05 nanti.

Aneka songket Palembang

Aneka songket Palembang

Continue reading

Cerita Gua Putri

Jalan menuju gua putri

Jalan menuju gua putri

Setelah nonton gerhana matahari di jembatan Ampera, perjalanan dilanjutkan menuju kota Baturaja. Kami tiba di sana malam hari dan langsung menuju hotel Bukit Indah Lestari. Setelah diberi makan malam ayam bakar, kami langsung tepar di kamar masing-masing. Keesokan paginya, setelah sarapan kami langsung menuju gua Putri. Gua Putri terletak di desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji. Perjalanan dari kota Baturaja ke sana ditempuh dalam waktu 45 menit.

Continue reading

Musi Jazz

Poster acaranya

Poster acaranya

Hari Sabtu 26 Maret, Kementerian Pariwisata dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel mengadakan Musi Jazz. Acara ini diadakan di pinggir sungai Musi sesuai dengan namanya, tepatnya di depan Benteng Kuto Besak Palembang. Bulan sebelumnya diadakan acara Musi Jazz juga tetapi di PSCC. Undangan yang disebar terbatas dan bintangnya juga bintang yang lebih sesuai dengan selera orang tua, jadinya yang datang lebih sedikit.

Continue reading

stages I have to face when I lose my job

1. Grieving

Err.. di tahap ini biasanya saya sedih banget, kadang-kadang sampai nangis bombay. Yang dilakukan tiap hari adalah meratapi nasib dan curhat sambil nangis-nangis ke si pacar. di tahap ini juga saya tak sudi mampir atau sekadar lewat daerah kantor. terlalu menyakitkan buat saya 😦 Continue reading

#362 rumah

Ada yang mengatakan bahwa rumah adalah tempat di mana hatimu berada. Ketika saya sempat jalan-jalan untuk melihat kehidupan suku anak dalam, kami melihat sekumpulan rumah mereka yang sudah ditinggali. And it’s fascinating me how they honored the mother earth. Lihatlah rumah mereka ini, tidak ada bahan yang didapat dari merusak bumi. atap terbuat dari daun nipah, dindingnya terbuat dari kulit kayu. dan mereka juga tidak menggunakan paku. Sayangnya mereka meninggalkan tempat ini karena tidak suka dengan aktivitas manusia lain. terutama aktivitas kaum ehem kapitalis 😀

Continue reading

Wajah: Suku Anak Dalam

Selain memoto bunga dan makanan, sesungguhnya saya juga terobsesi memoto wajah orang. Selama perjalanan saya kemarin saya beruntung karena sempat mengunjungi komunitas anak dalam dan bisa mengabadikan wajah mereka, dengan seijin mereka tentunya. Ya… saya sadar foto-foto saya jauh dari sempurna. namanya juga masih belajar *ngeles* Continue reading

#322 hari ini

Masih keliling untuk menemukan Suku Anak Dalam yang masih nomaden ke arah Sungai Badak. Sayangnya hanya menemukan bekas tempat tinggal mereka.
Akhirnya kami menuju Gelobak untuk ketemu dengan suku anak dalam yang sudah menetap.
Kalau cerita pemandu kami, SAD yang nomaden itu masih benar-benar terasing. Dan melihat sisa-sisa rumahnya memang kelihatan. Dindingnya dari kulit kayu sementara atapnya dari rumbia. Foto menyusul. Katanya juga kalau ada aktivitas manusia di dekat tempat tinggal mereka, mereka akan pindah menjauh atau masuk ke bagian hutan yang lebih dalam.
Sementara kalau yang kami temui di Gelobak sudah lebih maju. Mereka punya televisi dan parabola di rumah. Anak-anak mereka menggunakan hp dan naik motor ke mana-mana.

#321 hari ini

Naik perahu ke Bungkal.
Bertemu lagi dengan salah satu kepala Suku Anak Dalam.
Meratapi koneksi internet yang busuk. Koneksi internet Telkomsel tewas di Bayung Lencir. XL angin-anginan, kadang lancar kadang tidak. Sayangnya saya tak punya kartu indosat. Atau harusnya saya beli saja?
Malam ini saya memilih tidur sajalah, sepertinya saya terkena flu akibat berhujan-hujan kemarin. Akibatnya memang tugas kuliah terbengkalai, ya sudahlah review Karl Marx minggu depan saja saya kumpul. Semoga dosen saya berkenan.
Btw, setelah bolak-balik menelpon 116, akhirnya kartu halo saya bisa digunakan kembali. Silakan lo ya yang mau mengontak saya. *eh*