Buntut

Tadi ketika saya masuk ke salah satu toko kosmetik, salah seorang penjaga tokonya selalu membuntuti ke mana saja saya berjalan di dalam toko itu. Mungkin maksudnya baik, agar bisa membantu kalau saya perlu sesuatu. Tapi saya tidak merasa nyaman kalau diikuti terus seperti itu. Rasanya tidak enak untuk melihat-lihat. Kalau sudah begini biasanya saya lebih memilih untuk meninggalkan toko itu.

Move on lagi

Sesungguhnya move on itu memang indah teorinya. Tapi faktanya bisa berbeda karena move bukan hanya tentang aku-sudah-punya-pengganti-kamu-bye-bye tapi move on juga tentang memaafkan. Bagaimana bisa move on secara penuh kalau masih diingat selalu meskipun dengan kebencian.
Ada masa saya tidak bisa move on dalam waktu yang lama karena meskipun saya sudah punya pacar lagi tapi ternyata saya masih punya hasrat untuk menabok mantan pacar *ehem* and it took time. A long time to move on and accept the reality.
Oleh karena itu, belum bisa move on? Santai saja, take you time to move on and time will heal. Someday you will realize that you already forgive your ex long time ago.

Love Sonnet XLV

Don’t go far off, not even for a day, because–
because–I don’t know how to say it: a day is long
and I will be waiting for you, as in an empty station
when the trains are parked off somewhere else, asleep.

Don’t leave me, even for an hour, because
then the little drops of anguish will all run together,
the smoke that roams looking for a home will drift into me, choking my lost heart.

Oh, may your silhouette never dissolve on the beach;
may your eyelids never flutter into the empty distance.
Don’t leave me for a second, my dearest,

because in that moment you’ll have gone so far
I’ll wander mazily over all the earth, asking,
Will you come back? Will you leave me here, dying?

Pablo Neruda