
Shabu pot
Setelah beberapa kali menulis tentang restoran All You Can Eat (AYCE) di Palembang. Giliran kali ini adalah Shabu Pot yang berlokasi di Rajawali Village, bersebelahan dengan Baropi Grill.
Shabu pot
Setelah beberapa kali menulis tentang restoran All You Can Eat (AYCE) di Palembang. Giliran kali ini adalah Shabu Pot yang berlokasi di Rajawali Village, bersebelahan dengan Baropi Grill.
Manse Korean Grill Palembang
Restoran All You Can Eat di Palembang khususnya Korean Grill semakin bertambah meriah dengan dibukanya Manse Korean Grill awal bulan Oktober ini. Manse Korean Grill berada di jalan Demang Lebar Daun, tepatnya di seberang Percetakan Erlangga Palembang. Continue reading
Tampak depan Tokyu Stay Ikebukuro
Bus Willer Express/Gambar dari sini
Salah satu biaya yang cukup mahal ketika berada di Jepang adalah transportasi. Untuk metro ataupun kereta api di dalam kota, biaya sekali jalan berkisar antara 200 sampai 300 yen tergantung tujuan. Jika hendak bepergian keluar kota biaya yang dibutuhkan lebih mahal lagi. Ketika ke Jepang di tahun 2016, saya merencanakan pergi ke Osaka dan Tokyo. Continue reading
Setelah dari Osaka, saya pindah ke Tokyo. Ini adalah kunjungan kali pertama saya ke sana. Sama seperti di Osaka, pemilihan tempat menginap juga cukup memusingkan. Pertanyaannya adalah, mau menginap di mana di Tokyo. Apakah di Shinjuku, Harajuku, Asakusa atau daerah lainnya. Setelah melakukan riset kecil-kecilan, saya memilih untuk menginap di daerah Ikebukuro saja. Pertimbangannya, harga hotel relatif lebih murah dibanding daerah seperti Shinjuku atau Ginza dan sebagai stasiun besar di sekitar Ikebukuro banyak atraksi tempat belanja dan juga banyak makanan halal di sekitar sini.
Mencari tempat menginap di Jepang itu menurut saya gampang-gampang susah. Sebenarnya bukan hanya hotel saja, ada banyak pilihan untuk menginap. Bisa menginap di hostel, airbnb ataupun rumah/apartemen teman. Buat saya yang agak pilih-pilih tempat menginap, hotel menjadi pilihan utama. Saya agak sungkan berbagi kamar mandi dengan orang lain seperti di hostel. Airbnb bisa jadi pilihan juga, tapi tetap saja tidak sebebas kalau kita menginap di hotel.
Beberapa fotografer terkenal menyarankan, kamera yang terbaik adalah kamera termahal yang mampu kamu beli. Selama setahun belakangan ini saya memang tidak punya kamera setelah kamera Canon 500D saya ternyata berjamur dan untuk mereparasinya harganya lebih mahal dari harga kamera poket biasa. Sempat mengandalkan HP dan ipad saja untuk dokumentasi pekerjaan, saya juga sempat pinjam pakai kamera Fuji XM 1 milik adik saya. Setelah dijual oleh yang punya, saya jadi tak ada kamera lagi. Kamera impian saya sebenarnya Fuji XT10, anu sebenarnya karena saya cukup puas memakai XM 1 dan naksir sama kamera yang dipakai Rangga di AADC 2. #eh
Sebagai salah satu teman mas Iman di path, saya sudah tahu tentang rencana pembuatan film 3 Srikandi sejak awal. Termasuk ketika mas Iman pedekate dengan calon-calon aktor di film ini. Setahu saya mas Iman lebih dikenal sebagai sutradara iklan, dan hanya menyutradarai satu film televisi yang disiarkan di SCTV beberapa tahun yang lalu. Ketika pertama tahu mas Iman bakal bikin film, tentu saja saya senang. Tapi begitu tahu tentang panahan, reaksi pertama saya adalah, kok tentang panahan sih?
3 Srikandi dan pelatihnya
Saya termasuk orang yang tidak suka pake make-up. Sudah lama saya tidak membeli bedak dan memakai bedak. Paling-paling untuk perlindungan wajah, saya memakai pelembab dan sunscreen ketika harus menghadapi sinar matahari. Berbeda dengan make-up, saya lebih mementingkan untuk perawatan kulit wajah. Sebelum tidur tentu saja wajah harus dibersihkan terlebih dahulu. Kalau lagi rajin biasanya menggunakan double cleansing seperti para beauty blogger itu. Pertama menggunakan micellar water baru kemudian menggunakan facial wash. Kadang-kadang kalau terlalu capek malah saya cuma cuci muka saja dan langsung tidur.