Willer Express, transportasi antar kota murah di Jepang

Bus Willer Express/Gambar dari sini

Salah satu biaya yang cukup mahal ketika berada di Jepang adalah transportasi. Untuk metro ataupun kereta api di dalam kota, biaya sekali jalan berkisar antara 200 sampai 300 yen tergantung tujuan. Jika hendak bepergian keluar kota biaya yang dibutuhkan lebih mahal lagi. Ketika ke Jepang di tahun 2016, saya merencanakan pergi ke Osaka dan Tokyo. Continue reading

Super Hotel JR Ikebukuro Nishiguchi Tokyo [Review]

Setelah dari Osaka, saya pindah ke Tokyo. Ini adalah kunjungan kali pertama saya ke sana. Sama seperti di Osaka, pemilihan tempat menginap juga cukup memusingkan. Pertanyaannya adalah, mau menginap di mana di Tokyo. Apakah di Shinjuku, Harajuku, Asakusa atau daerah lainnya. Setelah melakukan riset kecil-kecilan, saya memilih untuk menginap di daerah Ikebukuro saja. Pertimbangannya, harga hotel relatif lebih murah dibanding daerah seperti Shinjuku atau Ginza dan sebagai stasiun besar di sekitar Ikebukuro banyak atraksi tempat belanja dan juga banyak makanan halal di sekitar sini.

Continue reading

Toyoko Inn Noda Ekimae Osaka [Review]

Mencari tempat menginap di Jepang itu menurut saya gampang-gampang susah. Sebenarnya bukan hanya hotel saja, ada banyak pilihan untuk menginap. Bisa menginap di hostel, airbnb ataupun rumah/apartemen teman. Buat saya yang agak pilih-pilih tempat menginap, hotel menjadi pilihan utama. Saya agak sungkan berbagi kamar mandi dengan orang lain seperti di hostel. Airbnb bisa jadi pilihan juga, tapi tetap saja tidak sebebas kalau kita menginap di hotel.

Continue reading

Kamera Canon EOS M10, Kamera Mirrorless dengan Harga Terjangkau

Beberapa fotografer terkenal menyarankan, kamera yang terbaik adalah kamera termahal yang mampu kamu beli. Selama setahun belakangan ini saya memang tidak punya kamera setelah kamera Canon 500D saya ternyata berjamur dan untuk mereparasinya harganya lebih mahal dari harga kamera poket biasa. Sempat mengandalkan HP dan ipad saja untuk dokumentasi pekerjaan, saya juga sempat pinjam pakai kamera Fuji  XM 1 milik adik saya. Setelah dijual oleh yang punya, saya jadi tak ada kamera lagi. Kamera impian saya sebenarnya Fuji XT10, anu sebenarnya karena saya cukup puas memakai XM 1 dan naksir sama kamera yang dipakai Rangga di AADC 2. #eh

Continue reading

Mencoba Kobe beef di Steak Land Kobe

 

Sebenarnya tahun ini adalah kali kedua saya mengunjungi Kobe. Trip pertama saya ke luar negeri adalah mengikuti konferensi di Kobe tahun 2005. Tapi tahun segitu saya masih lugu, tidak ada pikiran sama sekali untuk extend trip saya biar bisa jalan-jalan setelah konferensi. Ikut saja tanggal pergi dan pulang  yang ditentukan oleh kantor. Padahal dari jatah 15 hari visa harusnya bisa jalan-jalan barang 3 atau 4 hari. Saya cuma sempat ke Osaka Castle dan setelah itu pulang lagi ke Kobe. Di Kobe pun kerjaan saya cuma mengikuti konferensi dari pagi sampai malam. Makanan yang saya coba cuma okonomiyaki dan lagi-lagi nasi kari. Tidak mencoba makan sushi dan sashimi, apalagi mencoba kobe beef. Mahal banget soalnya, dengan duit pas-pasan manalah kepikiran buat mencoba. Jaman segitu, travel blogger belum ada. Pun informasi soal Kobe di internet juga terbatas. Continue reading

Kartu SIM Prabayar untuk internet di Jepang

Berbeda dengan Indonesia di mana gampang sekali untuk membeli kartu SIM prabayar baik untuk tujuan menelpon dan SMS maupun untuk akses internet, di Jepang tidaklah demikian. Guna menyambut musim gugur tahun ini, saya merencanakan perjalanan selama 9 hari di Jepang. Setiap kali saya pergi ke luar negeri, salah satu persiapan penting adalah membeli SIM Card lokal yang terutama dipakai untuk koneksi internet selama berada di sana. Koneksi internet itu penting buat orang yang gampang nyasar seperti saya. Terpujilah pencipta google maps yang meminimalisir peluang saya buat nyasar. Ketika saya mengunjungi Singapore maupun Hong Kong, prosedur pembelian SIM card prabayar termasuk gampang. Di Singapore bisa dibeli di seven eleven, sementara di Hong Kong bisa dibeli di bandara.

Continue reading

Pesona Warung Pindang Terapung

Pindang terapung di tepian Musi

Pindang terapung di tepian Musi

Sungai Musi merupakan urat nadi masyarakat Palembang. Meskipun masih banyak yang membelakangi sungai Musi dan buang sampah sembarangan, tetapi sungai Musi memegang peranan penting dalam kehidupan warga Palembang. Masih ada lho yang tinggal di rumah rakit yang ditambatkan di pinggir sungai Musi. Begitu juga dengan warung makanan. Di tepian sungai Musi, banyak warung makanan yang tertambat di pinggir sungai Musi.

Continue reading