Protected: Nek Ino
Enter your password to view comments.
Enter your password to view comments.
Beberapa waktu yang lalu:
Saya: Pet Shop Boys bakal konser di Jakarta tuh
Dia: tapi aku cuma tahu lagunya go west sama you are always on my mind
Saya: sama sih.
Akhirnya kami memang tidak jadi menonton konser pet shop boys. Selain lokasi konsernya di Jakarta, harga tiketnya bisa membuat saya berpuasa sebulan penuh karena tidak makan. delapan ratus ribu rupiah! Hanya demi mendengarkan go west? pass aja deh. Continue reading
Gara-gara lewat kuburan tadi, saya jadi teringat kejadian pada saat saya kecil dulu. Jadi di dekat rumah saya dulu ada beberapa kuburan cina yang sekarang sudah jadi perumahan. Dan ketika kami bermain di sekitar kuburan itu, ada salah seorang anak laki-laki yang lebih besar yang memperingatkan kami dan mengatakan kalau kami tidak boleh menunjuk nisan kuburan cina itu karena kalau menunjuk nisan itu maka jari kami akan membusuk. Dan entah tolol atau lugu, saat itu saya percaya saja. Ketika tidak sengaja menunjuk ke arah kuburan maka saya akan meniup-niup jari agar tidak membusuk. Ketika mengingat lagi peristiwa itu saya jadi berpikir, dari mana logikanya jari bisa membusuk. *toyor diri sendiri* *kutuk entah siapa yang bilang waktu itu*. Continue reading
*bukan posting berbayar*
Dulu ketika kecil, makanan inilah yang jadi makanan yang paling saya sukai. Beberapa hari yang lalu saya mencoba chiki rasa ayam for the sake of nostalgia. Chiki pun berubah. ukuran bolanya pun mengecil dan dulu rasanya lebih gurih daripada sekarang. Mungkin karena msgnya lebih banyak. Dan mungkin karena itu juga saya jadi gak pinter-pinter amat.
But hey, it’s nice to remember my childhood.
Ketika saya remaja dan itu sudah lama berlalu, saya juga pernah punya beberapa artis yang saya taksir. Blame my teenage raging hormones cause I had crush on them. Biasanya sih karena saya nonton film yang diputar di TVRI. Bagaimanapun juga saya berterima kasih karena TVRI pada jaman itu memutar film-film yang bagus-bagus. *meringis ingat sinetron Tarzannya Mandra yang diputar setiap pagi di TVRI sekarang*. Continue reading
My favorite writer during my childhood was Enid Blyton. Malory towers, st. Claire’s, the famous five, the adventure series and many more. I’ve just bought one of five find-outers or pasukan mau tahu ‘the mistery of the pantomime cat’. And reading the book remind me of my childhood. Fatty, Bets, Buster and Mr. Goon.
Viva Enid Blyton!
*back reading the book again*.
Ada beberapa lagu yang memang mengingatkan saya pada saat-saat saya naksir atau jatuh cinta dengan seseorang ketika remaja dulu. Dan semuanya tidak terbalas *pukpuk diri sendiri*. You may forget the person, but you will always remember the feeling. Mungkin saya tidak bisa mendeskripsikan perasaan secara tepat, tapi saat-saat itu adalah saat di mana ketika saya merasa bisa memenangkan dunia. Masa di mana ketika kebahagiaan itu terasa begitu sederhana. Melihat senyumnya (nya di sini banyak orang). Sekadar melihat atap rumahnya. Atau ketika tidak sengaja berpapasan di jalan. Masa ketika saya merasa bahagia tanpa harus merasa memiliki cinta yang terbalas, tanpa merasa cemburu atau ingin menguasai seseorang untuk diri sendiri. Masa ketika semua hal belum menjadi complicated. I miss those moments. Dan inilah beberapa lagu yang selalu membuat saya kembali ke masa-masa itu ketika saya memejamkan mata. Continue reading
Sedari kecil, saya amat suka membaca buku-buku karya Enid Blyton. Semuanya saya suka. Lima sekawan, pasukan mau tahu, sapta siaga, malory tower, si badung, st. Clare dan masih banyak lagi.
Akibat kecerobohan saya waktu kecil, buku-buku tersebut banyak yang hilang. Sementara saya adalah orang yang kalau mendadak teringat kalimat yang ada di suatu buku, saya akan membaca kembali buku itu. Jadi saya biasanya membaca lebih dari sekali setiap buku yang saya miliki atau saya pinjam sebelum dikembalikan, kecuali kalau tidak happy ending.
Ada beberapa buku yang akhirnya saya beli lebih dari satu kali.
Dan buku-buku Enid Blyton adalah beberapa buku yang akhirnya saya beli kembali. Kalau best seller seperti lima sekawan atau cerita asrama memang lebih gampang, tetapi untuk seri petualangan atau the adventure series sangat susah untuk dicari karena tidak diterbitkan lagi oleh gramedia. Saya bahkan membeli buku bekas seri petualangan ini.
Malam ini saya senang karena saya melihat seri ini sudah ada di gramedia. Jadi bisa koleksi lagi.
Buku karya Enid Blyton lain yang saya sukai adalah rumah beratap merah atau the family at red-roofs. Buku terbitan gramedia saya hilang jadi saya akhirnya membeli buku aslinya.
Tapi saya berharap semoga gramedia mau menerbitkan lagi buku anak-anak liar atau those dreadful children. Ya semoga buku-buku Enid Blyton diterbitkan kembali deh.
Gara-gara nonton film “Crazy little thing called love” saya jadi senyum-senyum sendiri mengingat masa SMP saya yang sudah lama berlalu. Rasanya film ini ditujukan buat saya *tsah*