
fresh
menikmati segarnya air sungai meskipun hanya sekedar mencelupkan tangan ke dalam sungai. belakangan baru saya tahu kalau di sungai itu banyak buaya. dududu..
PS: Photo taken by Wiwin. thanks, mate

fresh
menikmati segarnya air sungai meskipun hanya sekedar mencelupkan tangan ke dalam sungai. belakangan baru saya tahu kalau di sungai itu banyak buaya. dududu..
PS: Photo taken by Wiwin. thanks, mate
1. Grieving
Err.. di tahap ini biasanya saya sedih banget, kadang-kadang sampai nangis bombay. Yang dilakukan tiap hari adalah meratapi nasib dan curhat sambil nangis-nangis ke si pacar. di tahap ini juga saya tak sudi mampir atau sekadar lewat daerah kantor. terlalu menyakitkan buat saya 😦 Continue reading
Ada yang mengatakan bahwa rumah adalah tempat di mana hatimu berada. Ketika saya sempat jalan-jalan untuk melihat kehidupan suku anak dalam, kami melihat sekumpulan rumah mereka yang sudah ditinggali. And it’s fascinating me how they honored the mother earth. Lihatlah rumah mereka ini, tidak ada bahan yang didapat dari merusak bumi. atap terbuat dari daun nipah, dindingnya terbuat dari kulit kayu. dan mereka juga tidak menggunakan paku. Sayangnya mereka meninggalkan tempat ini karena tidak suka dengan aktivitas manusia lain. terutama aktivitas kaum ehem kapitalis 😀
Selain memoto bunga dan makanan, sesungguhnya saya juga terobsesi memoto wajah orang. Selama perjalanan saya kemarin saya beruntung karena sempat mengunjungi komunitas anak dalam dan bisa mengabadikan wajah mereka, dengan seijin mereka tentunya. Ya… saya sadar foto-foto saya jauh dari sempurna. namanya juga masih belajar *ngeles* Continue reading
Naik perahu ke Bungkal.
Bertemu lagi dengan salah satu kepala Suku Anak Dalam.
Meratapi koneksi internet yang busuk. Koneksi internet Telkomsel tewas di Bayung Lencir. XL angin-anginan, kadang lancar kadang tidak. Sayangnya saya tak punya kartu indosat. Atau harusnya saya beli saja?
Malam ini saya memilih tidur sajalah, sepertinya saya terkena flu akibat berhujan-hujan kemarin. Akibatnya memang tugas kuliah terbengkalai, ya sudahlah review Karl Marx minggu depan saja saya kumpul. Semoga dosen saya berkenan.
Btw, setelah bolak-balik menelpon 116, akhirnya kartu halo saya bisa digunakan kembali. Silakan lo ya yang mau mengontak saya. *eh*