Itikkecil went to the party

Malam minggu kemaren, saya ikutan bapak dan ibu saya pergi ke pesta pernikahan anak salah satu pejabat penting di sini. bukan apa-apa, orangtua saya bahagia sekali kalau ada anaknya yang mau menemani mereka pergi ke acara seperti ini. Iya, tujuan saya ikut sebenarnya buat makan gratis. puas???

Ketika sampai di venue tempat acara, yang diadakan di satu-satunya hotel bintang lima di sini, saya melihat sudah banyak sekali orang yang ada. bapak dan ibu saya langsung sibuk ngobrol dengan teman-teman mereka di sini. tinggallah saya merenung seorang diri *halah*

dan terlintas di kepala saya, betapa banyaknya uang yang dihamburkan malam ini hanya untuk menjamu sekian banyak orang yang datang ke sini. ratusan juta terbuang, padahal banyak di luar yang tidak makan.Β  tapi, saya teringat novel yang saya baca tadi sore, di mana di novel itu tokoh bapak bilang kalau dia mengumpulkan uang hanya untuk anaknya dan satu-satunya kesempatan untuk menunjukkan suksesnya dalam mendidik sang anak adalah dengan cara merayakan pesta pernikahannya semeriah mungkin.

Saya jadi berpikir, mungkin saja, mungkin lhoo, pengantinnya ogah pesta meriah gini, tapi karena orang tuanya ngotot jadinya terpaksa ngalah. mungkin saja karena kalau sudah bertarung dengan orang tua, anak biasanya ngalah. biasanya….

Eh, sudah selesai acara pidatonya, makan… weks… kok orang di sini sadis semuanya ya? saya didesak sampai terlempar ke samping oleh bapak-bapak yang sepertinya bernafsu sekali untuk makan kambing guling dan oh no…. seorang tante-tante menyikut saya sehingga perut saya yang kelaparan ini semakin sakit *lebay mode on* dan puncaknya adalah seorang ibu-ibu menginjak kaki saya dengan hak entah sendal entah sepatunya yang audzubillah runcingnya…. Dan ketika saya sudah bisa sampai di antrian, ternyata kambing gulingnya sudah habis. Baiklah, makan nasi saja kalau gitu. ketika saya sedang mengantri dengan manisnya, beberapa ibu-ibu lagi dengan cuek dan tidak tahu malunya menyelinap masuk antrian di depan saya… well, sepertinya saya memang lebih baik minta dimampiri ke McD saja sepulang dari sini….

Mak, aye mau makan mekdi

Note : saya belum ada rencana untuk menikah, dan kalau ada yang berani-berani nanya kapan saya nikah, komen tidak akan saya balas πŸ‘Ώ

30 thoughts on “Itikkecil went to the party

  1. makanya saya juga kurang suka pergi ketempat kondangan.
    apalagi.. kalo ktmu ibuk2 yang suka nyerobot antrian, nyebelin banget.
    kaya’ gak pernah makan aja :[

  2. Jadi ntar kalo nikahan, ngundang tamunya sedikita ajahh yakk…. tapih makanannya nyang banyak.

    Atao….

    Gimana kalo satu orang (undangan) dapat satu dos makanan plus air minum satu tremos biyar ndak pada berebut.

    Ataoo…. nikah siri ajahh. Sederhana dan ndak ada resepsi. Ehh… tapi entar ndak dapat sumbangan dong..?? :mrgreen:

    *pasang kuda-kuda, siap2 dilempar nyang ngantar Mekdi*

  3. ah urusan perut mana ada orang mo ngalah, biarpun udah kaya sekalipun. Apalagi kalo yang gratisan πŸ˜†

    Kalo nikah saya di undang ya tik? πŸ˜›

  4. Pesta ala pejabat? Biasanya memang dipenuhi orang-orang rakus sih… Bawasan perilaku di birokrasi mungkin ya? πŸ˜•

    *yayainiadhominem* πŸ˜›

    Ah ya, paling menjengkelkan dapat undangan pesta begitu itu biasanya warning: Harap mengenakan pakaian yang rapi dan sopan.

    Dan definisi “rapi dan sopan” itu biasanya selalu merujuk pada satu jenis style: Batik, kemeja, sepatu mengkilap, rambut disemir dan celana kain…

    Membosankan πŸ˜†

  5. Pejabat?

    mbak, gak cari siapa ibu-ibu yang injek kaki mbak? Siapa tahu abis dari situ mbak identifikasi kira-kira siapa gerangan si ibu.. dan puas juga toh setelah tahu. πŸ˜€

  6. @Novita
    biasanya kalau ke kondangan saya datang cuma salaman aja, gak pernah makan. mual liat antrian yang rame sampai dorong-dorongan

    @Chic
    errr… sepertinya yang diundang banyak yang gak tau aturan Chic…

    @Nesia
    saya yang puyeng bang

    @nh18
    baik om πŸ˜€

    @serdadu95
    grrrr *mencari sepatu pdl untuk dilempar ke om serdadu*
    maunya saya sih kalaupun menikah, yang sederhana saja. yang penting yang dateng gak kelaperan

    @jamrud khatulistiwa
    seandainya begitu, yang ada saya kelaparan πŸ˜₯

    @FajarF
    memangnya anak teka ulang tahun πŸ‘Ώ

    @Epat
    *timpuk Epat*

    @Farijs
    maunya…

    @Takodok!
    siapa yang mau di mekdi πŸ‘Ώ
    andai dirimu ada di sini bersama saya, mungkin kita berdua akan asyik mencela kelakuan orang-orang itu…

    @Mansup
    kita??? elo aja kale…

    @Ade
    …….

    @*hari
    iya, kalau nikah diundang…

    @almas
    iya deh 😦

    @warmorning
    *bekep om war*

    @Alex
    ah soal dress code itu biasa disiasati Lex, pacar saya suka pake jins tapi memang atasannya pake batik

    @Huang
    terlalu ramai Ded, mana sempat mau mengejar si ibu…

  7. Kalau saya dapat undangan kawinan anaknya bos di hotel bintang lima, dulu suka ngajak anak-anak..lha kapan lagi mencoba makanan yang aneh-aneh itu?…..norak ya..

    Tapi sulit lho, saya yang niatnya sederhana, tetap aja, teman yang tahu pada datang. Sepupu saya, saking ga enaknya, karena dia hanya ingin mengundang keluarga dan temen dekat, akhirnya akad nikah menyewa kamar di apartemen…dan pestanya di luar kota….hahaha

  8. @edratna
    menurut saya tidak norak bu… soalnya saya juga suka ikutan kalau acaranya di hotel bintang lima 😳
    kalau yang diundang sedikit, memang banyak yang protes…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.