Saya termasuk orang yang tidak tega untuk berkata tidak, tapi sebagai akibatnya seringkali saya jadi terjebak untuk membayar sesuatu yang tidak saya butuhkan atau mengerjakan sesuatu yang sesungguhnya bukan kewajiban saya. Ekstrimnya lagi, dulu saya tidak bisa mengatakan tidak kepada orang yang meminjam uang kepada saya. sayangnya, beberapa kali orang yang meminjam uang malah susah pas ditagih sehingga ketika saya sedang membutuhkannya saya malah kesulitan sendiri.
Belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut, saya sekarang mulai memberanikan diri untuk mengatakan tidak untuk permintaan orang-orang yang saya anggap tidak masuk akal. Misalnya ada telemarketing yang menelpon saya untuk menawarkan produk asuransi, kalau dulu karena tidak enak hati biasanya saya mengiyakan walau sebenarnya saya tidak membutuhkan asuransi tersebut. tapi sekarang saya akan mengatakan tidak.
Kalau dulu ada orang yang meminta saya untuk mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya menjadi tugas orang tersebut, biasanya saya akan mengiyakan meskipun pekerjaan saya juga bertumpuk. sekarang saya akan mengatakan tidak dengan enteng.
Apabila dulu ada orang yang hendak meminjam uang dengan alasan yang macam-macam, saya akan meminjamkan meskipun harus menarik tabungan. sekarang saya akan mengatakan tidak karena belajar dari pengalaman yang lalu-lalu, persahabatan akan hancur soal utang piutang ini. jadi lebih baik orang mengatakan saya pelit daripada akhirnya saya sendiri yang gondok gara-gara soal utang yang sesungguhnya tidak seberapa.
Untuk mengatakan tidak memang diperlukan keberanian dan melepaskan perasaan sungkan yang sering kali membayangi. tetapi hasilnya adalah, saya terlepas dari kesulitan-kesulitan yang tidak perlu terjadi hanya karena saya berani mengatakan tidak.
wooohh apakah dirimu masih mau bertemu diriku nanti? bihikz…
tentu saja masih….
berbaik hati dengan kawan memang perlu, tapi harus dipilah dan dipilih mana yang bisa dipercaya dan mana yang berhianat..
salam kenal dari kawan di surabaya
Ternyata Anda orang yang setipe dengan Nobita dan saya. Hwehe… 😀
Alangkah enaknya apabila kita memiliki rem otomatis, ya. Ada kawan pinjam uang, langsung rem otomatis itu bekerja menghentikan kita yang akan meminjamkan uang. Hoho
Hehe.. I see a similarity between us: hard to say “no”.
Ya kadang otak kita terlanjur cepat memproses suatu request dari luar dan dengan sigapnya mengarahkan mulut kita untuk berkata “baiklah…” dan membuatnya gugup untuk berkata “tidak”
Konsekuensinya: bisa baik bisa buruk. Tergantung kita bisa mempolitisirnya menjadi kebaikan atau tidak… 🙂
samaaaa….
dan saya masih harus belajar.. kadang kala suka berbohong demi ga bilang tidak.. padahal akibatnya saya sendiri yang bingung menyiapkan kebohongan selanjutnya :((