Jam sembilan pagi, jelas sudah sangat terlambat ke kantor :D. saya terburu-buru menyeberangi jalan untuk menanti di halte transmusi. sebuah bus transmusi melenggang di depan saya dengan santainya sementara saya masih berjuang untuk menyeberangi jalan yang ramai itu. sial, terpaksa menunggu sekitar sepuluh menit lagi *sigh*
akhirnya saya memutuskan untuk duduk menanti di halte itu… agak bingung mau duduk di mana karena sangat kotornya halte itu. seorang anak muda yang sepertinya mahasiswa dengan acuh melemparkan gelas air mineral kosongnya ke lantai. karena melihat tatapan mata saya, dengan malu-malu ia menendangkan gelas itu ke bawah bangku.
untung masih ada sedikit tempat bersih untuk diduduki. saya akhirnya duduk di sana dan mulai mengamati lagi , daripada saya melamun jorok? . di depan saya, dua orang gadis cantik berboncengan mengendarai motor tanpa menggunakan helm lewat dengan percaya diri meskipun jelas-jelas melawan arah. tak lama kemudian, satu-persatu motor yang melawan arah dengan gagahnya melewati saya. saya menduga mereka mahasiswa, meskipun dugaan saya bisa saja salah. tetapi dengan memanggul ransel di punggungnya, memegang gulungan kertas gambar, bagaimana saya mungkin bisa salah?
dan ketika saya sedang asyik mencibiri para pelanggar aturan itu, saya tersadar kalau saya bahkan menyeberang tidak melewati zebra cross hanya karena saya sibuk mengejar transmusi yang baru lewat tadi š³
Sebuah transmusi terlihat dari kejauhan, saya bersiap-siap menyambut kedatangan transmusi itu dengan berdiri karena sepertinya supir transmusi punya kecenderungan untuk melewatkan halte tersebut jika yang berada di situ tidak berdiri, mungkin juga akibatnya banyaknya orang yang hanya sekadar duduk-duduk di situ. yang jelas saya berdiri :D.
sepuluh menit saya di halte itu diakhiri dengan klakson memekakkan telinga dari sang transmusi akibat ada seorang anak smp(?) kalau melihat tampangnya sih saya yakin yang bersangkutan belum disunat yang dengan seenaknya memarkirkan motornya di tempat transmusi seharusnya berhenti dan asyik memainkan telepon selularnya.
Dan, berangkatlah saya….
10 menit aja bisa dapet pengamatan segitu banyak ya.. š
jadi keinget waktu dulu sempet “menggelandang” sana-sini & dapetin banyak bahan cerita. š
untung cuma sepuluh menit Bill… lebih dari itu lebih banyak yang bakal saya
celaamatikalo 30 menit mungkin bisa jadi bahan novel ya mbak. Judul: Rimba Jalanan Palembang *eh*

Wah, setuju tuh. Hwahaha! š
kadang begitu banyak hal-hal kecil yang ternyata berarti banyak bagi seseorang kan ‘nyengir’ š
setiap 10 menit transmusi lewat? itu betul2 bikin iri mbak. transjakarta lewatnya 10 tahun sekali, dan sekali lewat, kondektur-nya cuman memalang pintu sambil bilang “udah penuh, nunggu belakang ini aja”, dan para penumpang pun kudu nunggu sepuluh tahun lagi, untuk mendapat kalimat yang sama persis dari kondektur sebelumnya
Whoa, you’re really sensitive
coba kalau tidak tertinggal transmusi, pasti kejadian 10 menit itu berlalu begitu saja, tanpa ada yang menorehkannya di blog š
EM
10 menit penuh makna, Ra. Saat-saat seperti itu memang ssaaat yang tepat untuk melakukan pengamatan hehehhe….
cerita 10 menit yang sangat menarik…. Nice Post
jadi mbak, gemana perasaannya setelah nyampe kantor? š