#2 itikkecil dan magang

Pernah magang? Atau malah jadi mentor untuk anak magang?

Magang atau kerja praktek atau job internship atau apalah namanya biasanya dilakukan oleh siswa atau mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang di dapat di bangku sekolah atau kuliah. Dan kebetulan, di LSM tempat saya bekerja setiap tahunnya pasti ada mahasiswa yang magang. tahun ini, saya yang menjadi mentornya. pengalaman saya menjadi mentor ini mengingatkan saya pada saat saya kerja praktek di salah satu perusahaan pupuk yang ada di kota Palembang – jelas banget ya –

Dulu pada saat saya kerja praktek saya sempat sebal karena kami yang berasal dari Universitas negeri di Palembang selalu dibandingkan dengan mahasiswa kerja praktek yang berasal dari pulau Jawa, baca : ITB dan UI. Beberapa kali staf-staf yang ada selalu mengatakan kalau mahasiswa yang berasal dari sini lebih banyak pasif sedangkan mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa biasanya lebih aktif bertanya dan lebih proaktif.

Dan ketika saya menjadi mentor saya baru menyadari bahwa mahasiswa magang yang baik adalah yang proaktif dan aktif bertanya. Mereka yang seharusnya lebih banyak bertanya jika ada yang ingin diketahui ataupun mengajukan diri untuk mengikuti kegiatan yang ada di tempat tersebut.

Kebetulan mahasiswa yang saya bimbing lumayan banyak sehingga tidak mungkin rasanya saya menghabiskan waktu untuk mengawasi semua mahasiswa yang ada, apakah mereka datang atau tidak, mengikuti diskusi yang diadakan ataupun mengikuti kegiatan di lapangan atau tidak. dan akhirnya memang tergantung pada di mahasiswa itu sendiri. mau mendapatkan apa pada saat magang.

Kalau cuma datang, duduk dan mengabsen kemudian pulang, bisa saja. toh penilaian yang diberikan adalah berdasarkan kehadiran. laporan mungkin bisa saja copy paste. tapi apa yang didapatkan?

Ketika mereka diminta presentasi kasus yang didapatkan selama magang, akan kelihatan bedanya yang benar-benar mendapatkan kasus di lapangan dengan yang tinggal copy paste dari laporan yang sudah ada. mahasiswa yang sudah praktek akan memahami permasalahan yang ada dan selalu siap menjawab pertanyaan apapun. Di samping itu, mereka yang proaktif biasanya lebih dikenal oleh para staff. Ada beberapa orang mahasiswa yang hampir tidak pernah muncul dan tidak pernah berkonsultasi. pertanyaannya, bagaimana kami bisa memberikan penilaian yang bagus kalau wajahnya pun kami tidak ingat.

Pada beberapa kasus, terutama di tempat saya sekarang, peserta magang yang menonjol mendapat kesempatan untuk dikirim mengikuti pertemuan-pertemuan bagi para remaja dan ada juga beberapa yang akhirnya direkrut menjadi staf. sekali lagi, bagaimana kami bisa merekomendasikan si mahasiswa kalau kami tak kenal wajahnya? πŸ˜‰

Kami percaya bahwa tidak mungkin memberikan aturan yang ketat bagi remaja termasuk para mahasiswa magang. jadi memang tergantung pada si mahasiswa itu sendiri, kalau ingin mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya silakan aktif mengikuti diskusi, turun ke lapangan ataupun terlibat di kegiatan yang banyak diadakan. kalau ogah? yang rugi si mahasiswa itu sendiri, karena magang adalah kesempatan untuk mempraktekkan ilmu yang didapat sebelum nanti terjun ke dunia kerja yang sebenarnya.

22 thoughts on “#2 itikkecil dan magang

  1. sedangkan mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa biasanya lebih aktif bertanya dan lebih proaktif.

    Jawanya mana dulu…kalau yang dari barat atau dari timur mungkin demikian… πŸ˜› yang di tengah nanti dulu

  2. jadi inget saat magang dulu.
    btw, apa kabarnya tik? salut ternyata masih aktif ngeblog, saya sudah lama banget ngga ngeblog lagi.
    Met Tahun baru ya, semoga semuanya semakin baik.

  3. @lambe
    kan sudah dijelasin… ITB dan UI, demikian πŸ˜€
    anak UGM jarang magang di sini

    @hari
    saya malah baru mulai aktif ngeblog lagi πŸ˜€
    selamat tahun baru juga πŸ˜€

  4. karena masih banyak sebagian besar para pemagang beranggapan bahwa mereka hanya magang hanya sekadar memenuhi persyaratan dari kampusnya, padahal magang merupakan kesempatan membuka mata lebih lebar dan menambah wawasan mau kemana setelah lulus nanti. eh belum pernah ada anak IPB ya?

    beneran mosting meneh toh #pecutdirilebihkeras #berpacudenganjengiitikkecil

    • lho… saya kan posting tiap hari sekarang πŸ˜€

      di mana nih? kalo di tempat saya magang dulu, anak IPB jarang yang magang
      apalagi di kantor saya sekarang, biasanya yang magang anak bimbingan dan konseling

  5. setubuh ama lambretz πŸ˜†

    maklum, kampus ndeso πŸ˜›

    sayangnya di kampus saya dulu magang bukan kewajiban, gantinya ada field trip tiap akhir semester genap πŸ˜›

    • tergantung juga San… ada beberapa perusahaan yang memberikan uang saku bagi peserta magang. ada juga yang tidak. tapi terlepas dapat uang atau tidak, seharusnya magang jadi kesempatan yang baik untuk mencari pengalaman.

  6. Karena berbagai macam alasan …
    Departement kami memilih untuk tidak menerima kerja Praktek

    Karena nanti kasihan si Mahasiswanya … tidak mendapat apa-apa … hanya relatif mengerjakan pekerjaan “kasar” saja

    Salam saya Tik

    • saya perhatikan juga seperti itu pak, ada perusahaan yang anak magangnya akhirnya hanya melakukan pekerjaan kasar seperti jadi tukang fotokopi. memang harus pintar-pintar mencari tempat magang yang mungkin akan memberikan kesempatan lebih banyak untuk belajar.

  7. Setuju mbak… Pas saya dulu magang juga dinilai gitu, kok kamu pasif sih.. Untung ngingetinnya masih di tengah2 magang jadi selama sisa waktu magang saya berusaha aktif dan memang kerasa banget saya jadi lebih banyak tau apa yang sedang saya kerjakan.. Cuman ya sayang saya gak direkrut karena latar belakang pendidikan yang kurang memenuhi syarat πŸ˜€

  8. Waktu magang yang berharga buat ngenal suasana dunia kerja yang sebenarnya.

    πŸ˜€ Ribet iya. tapi menyenangkan. Ngebetein kl ketemu anak magang yg susah diarahin. Hehehe…

  9. Mungkin karena pendidikan di negara kita, kurang memberikan ruang untuk para siswa/mahasiswa untuk berdiskusi. Di beberapa universitas, banyak tugas harus dikerjakan secara kelompok, namun kenyataannya yang mengerjakan itu-itu saja dalam setiap kelompok. Kelihatannya, yang kerja keras dimanfaatkan oleh teman-temannya, namun di sisi lain dia lebih beruntung.

    Dalam hal magang, siapa yang berani bertanya, berkomunikasi baik dengan para karyawan tempatnya magang yang akan mendapatkan hasil banyak. Dan saya memahami hal ini, saat masih aktif dan ada mahasiswa magang, saya berusaha menampungnya, dan mencoba mengajak mereka diskusi. Dan memang ada beberapa universitas yang mahasiswanya menonjol, bukan karena pintar tapi karena aktif bertanya. Bukankah kalau kerja tak cukup hanya pintar, namun lebih penting bisa kerja sama, berkomunikasi yang baik.

    • @bu Enny
      mungkin ini yang seringkali tidak disadari oleh anak magang. masih ada yang menunggu saja tidak aktif bertanya apa yang bisa dikerjakan atau jika ada yang tidak mengerti. Ketika saya magang dulu, mentor saya kebetulan rajin mengajak saya berkeliling pabrik dan menjelaskan berbagai hal. dan kalau saya bertanya beliau langsung memberikan buku-buku untuk saya pelajari.
      Dan memang saat magang saat yang tepat untuk belajar berkomunikasi apalagi dengan atasan. Ini sangat bermanfaat sebagai bekal jika suatu saat nanti terjun ke dunia kerja.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.