Itikkecil and her big mouth

Judul diambil dari tulisan mbak Fitrie di sini.
Oke, saya akui kalau saya termasuk orang yang riwil. Memang kalau baru pertama kali kenal rata-rata bilang kalau saya pendiam. Tapi kalau sudah lama kenal, biasanya mereka baru sadar kalau saya juga bisa ceriwis :mrgreen: dan amat suka mencela orang termasuk di blog juga.

Dulu, saya pernah crush dengan seseorang. Sempet flirting gak jelas gitu…. Berbanding terbalik dengan si sahabat -yang kemudian jadi pacar- yang introvert dan anak baik-baik, orang ini bener-bener bad boy. Salah seorang sahabat saya yang lain sampai pernah bilang “Gak salah kamu jalan sama anak yang ngasal gitu?”
Yes, he was so popular, dalam hal yang baik maupun yang buruk, aktif di semua kegiatan kampus dan juga terkenal dalam urusan berantem, tapi rasanya semua anak teknik di masa saya kuliah dulu dan angkatan saya juga pernah terlibat dalam berantem massal antar fakultas ataupun antar jurusan.
Tapi kami ended up gak jelas, paling say hi kalau ketemu, hal yang sampai sekarang saya sesali karena saya gak pernah berani mencoba lebih jauh daripada itu.
kok jadi ngelantur gini ya…… Ok, waktu berlalu, kami sama-sama tamat kuliah. Saya tetap di Palembang, dia entah di mana. Tahun segitu, friendster masih happening dan saya menemukannya lagi di friendster, ternyata dia masih ingat saya……. Karena itulah, saya menuliskan sebuah testimonial tentang bagaimana kelakuannya di masa kuliah dulu…
Beberapa hari kemudian, accountnya dihapus. Hal yang sempat membuat saya bingung.

sekian tahun berlalu, dalam konteks yang berbeda, beberapa hari yang lalu seorang sahabat mengatakan kepada saya. “Mbak Ira sih… usil”
Kalimat itu membuat saya tersentak. Sepertinya memang benar, jangan-jangan selama ini saya sudah kelewat usil. Saya lupa, kalau ternyata ada hal-hal tertentu yang memang sebaiknya dibiarkan saja, tidak perlu diungkit dan tidak perlu dikorek-korek.
dalam kasus teman saya yang terdahulu, saya lupa kalau sekarang dia adalah orang yang berbeda, bukan lagi bad boy seperti dulu. Dia sudah jadi orang yang luar biasa sukses. Perkara kelakuannya pada saat kuliah tentu saja bukanlah prestasi yang patut dibanggakan sekarang.

Saya tidak tahu bagaimana caranya untuk minta maaf, karena saya tidak tahu bagaimana cara menghubunginya…. but deep down in my heart, saya benar-benar menyesal…..
Hal ini mengingatkan saya untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan komentar atau tulisan atau apapun di kemudian hari.

31 thoughts on “Itikkecil and her big mouth

  1. gw pernah di’kritik’ semacam juga.. ama mantan pacar pula.. katanya: ‘jangan selalu diucapkan apa yang kamu rasakan atau pikirkan’..
    being less impulsive emang susah yah..

  2. iya aku juga pernah ngga sadar ngelakuin hal kaya gitu mba dan nyakitin orang 😦 buat kita mungkin terasa lucu atau ngga berarti apa-apa, tapi ngga buat orang lain. lesson learned..

  3. Kadang-kadang kita memang merasa dekat pada seseorang, sehingga kita berani memberi komentar, tapi kita lupa bahwa setelah sekian tahun berlalu kemungkinan dia udah jadi orang berbeda, dan tak mau mengingat masa lalunya.

    Saya pernah juga mengalami hal mirip, justru setelah itu saya berhati-hati jika ketemu teman lama, karena mesti melihat dulu apakah dia masih seperti dulu, saat kita masih berteman dekat, atau sudah berbeda…

  4. kadang kala kayak gitu memang susah, orang pasti ga pernah tau hati kita yg sebenernya. aku biasanya doa aja, Ra…berpikir positif. mengganggu sih, tapi lama-kelamaan hilang sendiri kok

  5. ahh penyakit kita sama nih mbak..

    apa yang terlintas di pikiran langsung keluar begitu saja.

    ada jual saringan untuk mulut ga sih??
    saya mau beli satu..

    btw jangan merasa bersalah gitu dunkk mbak…
    ^_^

  6. Yaa, sekalipun dia gak berubah, mungkin saja dia bakalan ngambek juga kalo merasa dirugikan dgn testi-nya mbak. FS kan buat tebar pesona juga. :mrgreen:

    *bersyukur gak punya FS*
    *cuma punya temen satu di WP aja rajin buka kartu*
    😆

  7. jangan patah semangat mbak, cari lagi fs dia. kalau perlu cari juga fb nya, lalu komen lagi disana :))

    *maksudnya minta maaf disana*

  8. Wah, kalo yg bgini emang susah2 gampang tante, ada yg oke2 saja diajak ber-usil-mulut (untuk bercanda), ada yg tidak, dan yg paling susah orang yg biasanya nyantai diajak usil mulut tp tiba2 ngambek.

  9. iyah Mbak… ada sih orang-orang yang bisa nerima yang kayak gitu, dan ada yang tidak.

    saya salah satu orang yang merasa ga apa-apa kalo ada yang ngomong soal kelakukan nakal saya jaman esema atau kuliah. sepanjang itu buat lucu-lucuan. toh, itu emang bagian dari masa lalu.

    kan kadang-kadang lucu aja kalo mengingat-ingat dulu kita gimana, kita ngapain. kadang-kadang cerita itu bikin betah tertawa-tawa dengan seorang teman lama sampai pagi. 😆

    sama hal nya kayak nulis testi di FS itu… :mrgreen:

    tapi ya itu tadi, ga semua orang bisa nerima itu. beberapa menganggap itu aib dan terlarang untuk diungkit-ungkit kembali… hohohoho

  10. @Hawe69
    susah, apalagi kalau misalnya punya refleks yang bagus untuk mencela orang

    @suandana
    iya

    @jijie
    iya, salah satu lesson learned 😀

    @Au’
    jari?

    @Kimi
    banget

    @Nike
    kayaknya karena saya belum sempat Ke…

    @ivn
    karena kita jarang ketemu Van 😀

    @japspress
    semoga dia mau memaafkan saya

    @Ade
    bukannya komenmu harimaumu? *halah*

    @edratna
    itu benar-benar jadi pelajaran buat saya sekarang

    @hedi
    sebenarnya sudah saya lupakan.. tapi karena komentar dari seorang sahabat jadinya teringat kembali

    @Indah Sitepu
    kalau ada, saya juga mau

    @Jensen
    gak ada yang baca kok, karena dulu kan semua testimoni yang ada di FS itu harus diapprove oleh yang punya account
    tapi saya pribadi curiganya, karena dia sudah membangun pencitraan diri yang berbeda.
    Ada yang suka buka kartu? salah apa kamu sama Fritzie Jen? *dipancal*

    @seorangdiri
    saya sudah kirim imel ke alamat imelnya yang lama tapi gak dibales

    @Raffaell
    bikinin dong…. *halah*

    @Epat
    coba kalau menghabiskan waktu lebih lama bersama saya…

    @Takodok!
    makanya saya sekarang lebih berhati-hati Des…

    @kw
    bukan dengan dunia online nya mas… takut masa lalunya terbuka kembali…

    @akokow
    iya…

    @Billy
    tidak

    @chic
    saya juga gak masalah kalau kelakuan saya di masa lalu dibuka lagi. tapi memang, ada yang tidak bisa menerima dan saya harus menghargai itu

    @goop
    iya :mrgreen:

  11. HHmmm …
    Jamak … ini wajar …
    Dengan berjalannya waktu …
    Sumpah … hal itu bisa berkurang kok …

    “Njeplak” nantinya akan lebih bisa melihat situasi …

    We learn everyday …

    Salam saya

  12. Mungkin blom saatnya ketemu sekarang.. doa permohonan maafnya boleh dipanjatkan “keAtas” aja dulu.. ibarat planet2 dalam tata surya, satu saat akan bersilangan atau berada dalam urutan sejajar, mungkin itulah saat yang akan mempertemukan berdua 😀

    Time will heal and may later meet in positive circumstances 😀

  13. Itu bukan salah anda. Lihat saja kalau di reuni, pasti crita masa lalu keluar lagi… wajar saja. Tapi itulah manusia, kadang kesuksesan membutakan mata sehingga tidak bisa lihat masa lalu lagi. Hal yang sama aku alami. Aku punya sahabat baik waktu SMA, lama gak ketemu, eh.. dia sudah jadi DR. Aku cari alamat e-mailnya untuk “say hello” gak pernah di jawab… yo wis…. temen masih banyak koq..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.