Entah mengapa, saya selalu memalingkan muka melihat kemiskinan terpampang di depan mata. Bukan kemiskinan yang dipamerkan oleh para peminta-minta di pinggir jalan, bukan pula kemiskinan yang dipamerkan oleh para peminta sumbangan bagi panti asuhan yang entah panti asuhannya berada di mana.
Tapi kemiskinan yang memaksa seorang bapak tua tetap menarik becak walaupun hari hujan, kemiskinan yang memaksa seorang anak kecil tetap berjualan koran di hari yang terik untuk biaya sekolahnya ataupun kemiskinan yang memaksa seorang ibu tetap membanting tulang walaupun sedang hamil tua.
Saya memalingkan muka bukan karena saya tidak peduli. Saya memalingkan muka, karena ternyata tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menolong mereka. ternyata memang tidak ada yang saya lakukan untuk mereka.
*menunduk malu*
update : terima kasih untuk mbak ana atas tulisannya yang sudah menginspirasi tulisan ini.
saya juga terkadang juga tak bisa menahan perasaan saya, melihat kemiskinan yang merajalela di negeri ini.
*menunduk*
saya hanya bisa mengelus dada.
sedih juga rasanya… baru sedikit yang bisa ku beri
memang sangat memilukan sih melihat hal seperti itu, tapi itulah arti hidup yang sesungguhnya.
kita harus saling berbagi…
atau apakah kita hanya bisa berdiam saja melihat semua itu?
sayapun sampai saat ini cuma bisa berdiam saja…
kemiskinan adalah tanggungjawab tiga pilar secara bersama: individu, masyarakat dan femerintah. tafi yang faling fenting dari ketiga filar tersebut, adalah individu/masing-masing pribadi. tanpa keinginan individu untuk melefaskan diri dari belenggu kemiskinan, maka ufaya femerintah meningkatkan derajat ekonomi masyarakat miskin, juga uluran tangan masyarakat membantu si miskin, akan menjadi sia-sia. P3T, P2KP, BLT dan frogram-frogram pengentasan kemiskinan yang digelar oleh femerintah selama ini, terbukti tidak begitu berhasil guna. š„
saya malu…
masih bisa makan di mCd sambil ketawa2
padahal di luar ada yang makan aja susah
saya malu…
masih bisa nonton pelem sambil ketawa2
padahal di luar ada yg bunuh2an berebut makan
saya malu…
cuma bisa komeng dan curhat
padahal saya harusnya bisa berbuat lebih
setidaknya menundukkan kepala itu lebih baik.
:nangis gerung2:
Pingback: Kaya dan Bahagia « One Step Closer For Reading
informasi yang baik.. semoga kegiatan menulis anda senantiasa mendapat balasan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa.
Kunjungi blog saya. baca dan analisa dengan seksama. saya berharap kita dapat meraih kemapanan finansial bersama-sama. amin
hmm,,
*merenung*
Saya pernah ketemu bapak2 yg berjualan sejenis kue kerupuk di bahunya. Wkt itu saya beli dagangannya, tp saya lalu mikir, bagaimana klo seharian ini ternyata baru sayalah pembelinya? Berapa untung yg dia dapat dari 1bungkus kue itu? Seribu, 2ribu? Ngenes rasanya melihat betapa di Jkt ini banyakkkkk sekali yg miskin, tp juga sangat banyakkkkkkkk yg kaya. :-S
Menunduk…………
merenung………….
kok blom posting lagi stelah memalingkan muka? he..he..
wah lama gak mampir ke sini ternyata udah berubah tampilan nya dan makin nge-top aja neh
hmmmm… bingung juga, tapi mulai aja dari yang kecil mbak
semoga mereka hanya miskin di dunia…
saya belum melakukan sesuatu untuk mereka š¦
Saya memalingkan muka, karena ternyata tidak ada yang
bisa sayaperlu kita lakukan šEh, Chika diatas sayah…..
Hmm,,satu tulisan berkualitas yg dibuat dengan kepala menunduk š
Tegakkan kepala mbak,,tulisannya pasti semakin mantappp.
Salam kenal,,rgds,,
Menunduk malu, Rasa Empati yang tinggi…. Dengan tulisan Mb ini semoga banyak yang akan memulai suatu tindakan membangun terhadap mereka.. mari kita tegakkan kepala untuk membangun bangsa…!!
yuk sama2 bangun Indonesia dn mengurangi kemiskinan…
biasanya kemiskinan identik dengan kebodohan…
so, kalo ada sekolah gratis dari SD sampe kuliah gimana??
bisa gak miskin lagi gak yah??
hmm.. terlalu miskin jangan sedang-sedang saja
http://www.asephd.co.cc
sedih, marah,
ada rasa kekaguman dalam diri ini karena mereka teteap bisa bertahan walau dalam keadaan yang seperti itu. yap angkat topi buat mereka dan angkat tangan buat negara ini
Saya juga gak jauh beda sih Mbak š¦
*tersenyum kecut*
apa yang sudah kita buat untuk orang yang kita palingkan muka kita bila melihatnya
kasian kita mbak ya…khusus tukang becak, denger2 di kota besar macam jakarta, ada jalan2 tertentu yang ga boleh di masuki becak mbak ya? kl benar kebijakan apa pulak itu mbak? cam mana orang cari rejeki kok dilarang2…lam kenal mbak…
ah, bener banget. setidaknya, kalau belum atau tidak bisa membantu mereka, perlakukan mereka selayaknya manusia. nggak perlu mengucap ‘idih’ atau giris menggenggam atau menyalami tangan.
ada ucapan ‘mereka miskin karena mereka memilih untuk begitu’. boleh jadi. what if it hapened to yourself?
indahnya berbagi, seandanya bisa menyisihkan barang 10 rebu setiap bulan seperti yang rekan rekan kantor saya lakukan, sampai saat ini sudah memiliki anak asuh sebanyak 7 orang anak asuh, mulai dari yang kecil menuju ke dewasaan
blog yang bagus…
http://in-rich.blogspot.com
hmmm…
saya bahkan tidak mampu buat menuliskan kata kata buat blog action day poverty sampai sekarang…
sebegitunya ta tau musti bagaimana…
*menunduk lebih dalam
Nana saja kelewatan ga sempet nulis ttg ini tgl 15 okt. lalu… tp ga masalah siy… kapan aja kita bisa melakukannya sbg bentuk kepedulian.
Kadang aku juga merasa begitu.
Salam
Saya hanya bisa menghela nafas Da, nothing more š¦
*menunduk malu* š¦
Semoga pemerintah semangkin memperhatiken nasib mereka yang masih hidup kekurangan, dan mari kita mulai berbagi dengan mereka walaupun hanya melalui hal-hal kecil š
Gak perlu malu, hadapi aja… fakta koq!!
yuk kita mulai bantu sekarang…
tetap semangat
Mpok… masih malu dan memalingkan muka ya??? š
ah masak sih mbak sampai memalingkan muka gitu… harusnya kan malah berani melihat kenyataan ini… berani dulu melihat baru bisa mengerti…
ah masak sih mbak sampai memalingkan muka gitu… harusnya kan malah berani melihat kenyataan ini… berani dulu melihat baru bisa mengerti…
aku ndak bisa ngomong apa apa.boso jowonya speechless deh.karena itu pula yang terjadi setiap waktu ketika aku melihat ketidak adilan
tapi kembali lagi selemah lemahnya iman gitu kata orang yang beragama (saya tidak) adalah menyatakan dalam hati bahwa kamu menyatakan ketidak setujuan mu
semua ga bisa di bebankan oleh pemerintah….
emang,klo mau nyumbang gimana.>???
dengan postingan ini, sudah membuktikan kamu peduli.
Mungkin yang perlu dipikirkan bagaimana bentuk nyata untuk mengurangi kemiskinan itu yah.
…tidak perlu sedih, karena itu sudah fitrah manusia…
kita kasih aksi apa yah, yg real
stop diksrminasi to bu š pissssssss
salam kenal terlebih dahulu :
kemiskinan ndak selalu perlu dikasihani. justru mereka yang ndak berusaha itu yang perlu dikasihani. karena yang ndak berusaha telah menyia nyaikan hidupnya. sedangkan yang usaha, mereka pasti mendapatkan hasilnya baik itu banyak atau sedikit.
pemandangan kemiskinan memang masih dominan di negri ini… padahal pameran kekayaan juga tidak sedikit… sungguh ironis!
seruan kepedulian spt inilah yg diperlukan bagi masyarakat kita…
@Pimbem
saya juga malu
@Nesia!
saya berharap kalaupun nanti saya sudah mampu secara ekonomi saya tidak melupakan mereka bang….
saya juga bertanya-tanya, kapan kemiskinan tinggal sejarah
@edy
iya
@hsx046
saya juga gak tega melihat yang seperti itu
@Elys Welt
tapi jangan nangis di sini ya
@tuteh
semangat juga
@Farijs
mungkin hanya itu yang bisa saya lakukan
@takochan
dan saya berharap rasa malu itu tetap ada
@Indah Sitepu
jangan nangis ya
@ulan
harusnya kita melakukan sesuatu, walaupun saya tidak tahu harus melakukan apa
@Cecep
mungkin memang bisa menghibur
@Arten
tapi bukan berarti kita tidak peduli kan?
@afwan auliyar
dan sepertinya jiwa saya belum kuat
@Mihael
paling tidak, saya sudah meneriakkan ini
@novnov
insya Allah
@harri
iya
@hanggadamai
ada hubungannya Ga
@aRuL
semoga doa juga bisa membantu Rul
@omoshiroi
insya Allah, kalau ada yang bisa dibagi
@Sawali Tuhusetya
saya setuju pak, negara juga sudah melakukan pemiskinan terhadap rakyatnya sendiri
@kipram
masalahnya saya tidak tega. salam kenal
@warmorning
iya, mereka membuat saya sadar bahwa tidak seharusnya saya mengeluh
@iman brotoseno
iya mas
@Muda Bentara
amin
@nie
iya ya, kita juga bisa memulai dengan membantu sebisa kita
@Alex
iya, bantu melalui doa juga bisa
@trijokobs
soal kebahagiaan memang relatif pak
salam kenal ya pak, makasih sudah mampir ke sini.
@trendy
makasih
@edratna
saya juga sedih Bu
@asyafe
amin
@Abeeayang

@OpPIE
salam kenal juga , saya juga gak tega melihat mereka
@toim
mungkin dengan menulis?
@*hari
iya Ri
@erander
iya bang… lakukan sebisa kita
@Kaka
mungkin benar… tapi ada orang yang sedemikian miskinnya sehingga harus membanting tulang sedemikian rupanya.
@Ranny
sayangnya begitu
@chic
jangan nangis Chic… *ikutan nangis*
@Masenchipz
saya gak pernah menilai sukses itu dari harta seseorang kok
@emfajar
mari
@grace
saya berharap suatu saat nanti kita bisa melakukan lebih dari itu
@Iwan Awaludin
Tidak ada yang salah dengan bekerja keras. Sungguh beruntung anda terpaksa bekerja keras karena anda kaya raya. Saya lebih menyoroti orang yang tetap mau bekerja keras dan tidak mau mengemis walaupun kemiskinan absolut membuat mereka tidak punya pilihan lain. Saya pernah bertemu dengan seorang tukang becak tua yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan lagi untuk membecak tetapi tetap harus membecak karena tidak punya pilihan lain. Saya tidak tega melihatnya, tapi dia tetap tabah menjalani itu semua.
@Esha
memang ada yang suka kesibukan. tapi ya, kalau terpaksa itu kan sudah berbeda. dan sayangnya kemiskinan absolut itu sedemikian banyaknya di Indonesia
@Raffael
kalaupun ada…. apakah itu bisa membuat mereka berubah? Hanya sedikit uang mungkin yang bisa membantu mereka. Tapi ya…. tidak akan mengubah apapun š¦
@ahsani taqwiem
semoga
@ariefdj
*berdoa supaya bisa jadi orang kaya yang baik hati*
@Ardianto
doa pun bisa kok
@dzulfikar zacky
saya gak tega
@Catra
sama Cat
@tukangobatbersahaja
tapi paling tidak dirimu sudah memberi
@Daniel
kan ada niat untuk berbagi Dan
@Cabraw
bisa jadi karena program-program itu jalan sendiri-sendiri
@inidanoe
kok malah nangis…..
@quantummechanics
makasih
@Ade
*nemenin Ade merenung*
@zee
iya, gap antara yang miskin dan yang kaya sedemikian besar
@Mercusian
*nemenin Mercusian juga*
@masenchipz
gak ada ide
@ayahshiva
makasih
@suzannita
iya Zan
@grubik
semoga
@cK
sudah bikin tulisan juga kan Chik
@mbelgedez
ah om mbel….
@[H]
makasih
@CatatanMuslim
mari
@Rulez
sekolah gratis… tapi siswanya kurang gizi.. š
seharusnya untuk memerangi kemiskinan bukan cuma sekolah yang digratiskan
@Kaka
…..
@jardeeq
padahal mereka kan tanggung jawab negara….
@Secondprince
masak sih?
@andy
apa ya?
@ballz7
oleh karena itu, negara juga berperan dalam memiskinkan rakyatnya
@dinysays
mereka kan manusia biasa juga ya mbak….
@Artha
syukurlah kalau anda sudah membantu mereka
@Mang A’an
makasih
@natazya
ah Nat…..
@Biyung Nana
iya Na
@Edi PSW
berarti sama
@nenyok
you know how I feel
@Ly
@GoenRock
semoga Goen…
vote Goen for president
*dikemplang*
@Ajaran
karena itu fakta makanya saya merasa malu
@septy
semangat!!!!
@Cabraw
gak kok…
@nomercy
tanpa melihatpun saya bisa mengerti kok.
@kagendra
berarti tergantung niat kang?
@escoret
iya ya… mau nyumbang juga gimana?
@IndahJuli
iya mbak… bentuk nyatanya yang tidak terpikirkan sampai sekarang. karena kalau cuma membantu sedikit-sedikit sepertinya tidak akan bisa mengubah mereka.
@klikharry
tetap saja saya sedih
@puputs
saya gak ada ide
@Gelandangan
pisssss juga
@martsiano
iya juga
@gudang Foto
makasih
ironisnya, masih banyak orang miskin di negeri kita ini ya mbak..
*salam*
(kalo tak dimoderasi, mungkin ini komentar ke-100. lalu dapat apa?)