Saya benci terminal keberangkatan. Saya benci suasananya. Saya benci pemandangan yang saya saksikan tiap kali saya berada di sana. Pasangan kekasih yang terpisah sementara dan berpelukan seakan tak ingin dilepaskan lagi, anak yang menangis melepas keberangkatan ayahnya, orangtua yang melepas anaknya pergi jauh untuk waktu yang lama, seorang perempuan yang berjalan masuk ke dalam sambil menangis.
Dan saya benci memandangi punggungnya yang semakin menjauh.
Lima tahun lalu saya yang pergi. Tapi jaman sekarang masih okelah. Ndak sampe satu abad lalu, kalo saya pergi dari kampung halaman, artinya saya kemungkinan besar mati di perang. Anyway, semoga kalian cepat bertemu kembali. 😛
Ketemu lagi sih pasti. Cuma saya tidak pernah suka berada di sana. Auranya bikin sedih. Beda kalau berada di terminal kedatangan. Muka-muka yang ada di sana lebih bahagia.
whuaaah iyaaa, makanya keseringan kl berangkat kemana2 gakmau dianterin. gak pengen lyat yg ditinggalin sedih
Tuh kan.. 😦
nahh.. saya juga suka gitu
Jangan sedih …
bayangkan saja … terminal kedatangan … beberapa hari kedepan …
salam saya Tik
Satu bulan lagi om. 🙂
yang namanya perpisahan selalu sedih ya
walaupun berangkatnya buat kebaikan
kenapa gak ikut sekalian kakak? 😛