Biasanya ketika kita menghadiri undangan pernikahan di Palembang, hidangan disediakan dalam bentuk prasmanan atau juga bentuk chia tok. Padahal di Palembang sendiri ada tradisi munggah atau acara yang diadakan setelah akad nikah untuk menyambut keluarga dan tamu undangan.

Hidangan munggah
Pada acara munggah, makanan dihidangkan dalam satu nampan untuk delapan orang. Dalam hidangan ini terdapat nasi minyak, daging kambing, daging ayam, gado-gado dan juga acar dan asinan. Kami menghadapi hidangan ini ketika datang ke kampung al munawar. Rasa masakan ini menurut saya luar biasa enak. Saya paling suka dengan gado-gadonya, bumbu kacangnya enak. Selain itu, daging kambingnya tidak prengus dan tidak alot. Jadi tidak terlalu repot untuk mengunyahnya.
Sayangnya tradisi ini sudah mulai berkurang di Palembang, orang-orang lebih suka bikin hidangan prasmanan karena tidak terlalu repot dan biayanya lebih terjangkau. Untuk hidangan semacam ini, siap-siap mengeluarkan biaya sekitar 500 – 600 ribu per satu hidangan. berarti kalau mengundang 400 orang, harus menyiapkan sekitar 25 juta. Jadi kalau ingin mencoba hidangan seperti itu, bagusnya ditanyakan dengan yang mengundang apakah pake hidangan atau prasmanan. *kemudian dikeplak yang ngundang*
Pertamaxxx… *amankan posisi*
Baru tahu kalo harga perpaket 400-600 ribu. Murah daripada chia tok satu meja 4 jt – 8 jt. Hahaha….
Itu tahun ini ya, gak tahu apakah harganya naik lagi atau tidak.
Ini enak bangeeet. Aaaaak mahal juga ya harganya
Makanya kalo pas nikahan sudah jarang pake yang ginian.
😦 semoga gak punaaah. Nanti Kak Ira pake ginian aja yaaaa…yaaaa… Biar ikut melestarikan gitu 😛
*ngitung budget* #ehgimana