Seperti yang ditulis dalam posting saya sebelumnya, 21 – 28 Februari tadi saya jalan-jalan ke Hongkong dengan tujuan untuk menemui Andy Lau berlibur. Jadi mulai hari ini kalau tidak ada halangan saya akan menuliskan cerita perjalanan selama saya pergi. Mudah-mudahan bisa bermanfaat kalau ada yang ingin ke sana juga.
Hari pertama dimulai dengan diantar bapak saya ke bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Mau bagaimana lagi, untuk ke luar negeri satu-satunya penerbangan murah dari Palembang adalah Air Asia. Dan Air Asia hanya terbang satu kali sehari dari Palembang. jadi kalau telat, wassalam. Proses imigrasi untungnya lancar. yang bikin sebel adalah kebijakan Air Asia yang tidak tegas. Ketika saya akan membawa pempek ke bagasi dilarang dengan alasan karena ada cairannya. Ternyata begitu saya masuk ke ruang tunggu ada beberapa ibu-ibu yang bawa kardus pempek ukuran gede. Grrr.. Untunglah saya sudah membeli bagasi jadi tidak perlu lagi biaya tambahan.
Penerbangan Palembang – Kuala Lumpur lancar. Jam 20.25 sudah sampai di LCCT. Dan ternyata bandaranya jelek, mungkin karena bekas bandara kargo kali ya. Mana terpaksa jalan jauh. Karena saya jalannya cepat jadi tidak terlalu lama di antrian imigrasi. Penerbangan saya ke Hong Kong baru keesokan paginya. Oleh karena itu awalnya saya berniat untuk menginap di LCCT saja. Macam backpacker itu lah, meskipun saya berangkat memakai koper. Tapi ketika saya bertanya dengan seorang teman yang kebetulan tinggal di Putra Jaya, reaksinya adalah, ‘ngapain pake nginep di bandara. udah, nginep di rumah aja. Deket kok!’. Namanya rejeki tentu saja tidak boleh ditolak. Apalagi setelah melihat kondisi LCCT yang suram banget buat nginep.
Begitu keluar LCCT, sempat bingung sih mau ke putrajaya naik apa. Mau sok-sokan naik taksi tapi kok agak tak rela membayar RM 65 buat taksi. Saya kan turis dengan ongkos pas-pasan. Saya menyempatkan diri beli makanan di mcD dan setelah browsing sana-sini, ternyata ada alternatif dengan harga yang jauh lebih murah. Naik KLIA Transit dari LCCT. Jadi dari LCCT, naik shuttle bus gratis sampai stasiun Salak Tinggi. Setelah itu baru naik KLIA Ekspress dari Salak Tinggi ke Putra Jaya. Kebetulan tujuan akhir kereta ini adalah KL Sentral. Jadi ke Putra Jaya hanya membayar RM 5.5 saja. Bandingkan dengan naik taksi tadi. Dan begitu sampai di stasiun kereta Putra Jaya saya sudah dijemput teman saya Awank. Malam itu saya menginap di rumah Awank dan Niken di daerah Puchong.
Rincian pengeluaran:
Airport tax Bandara SMB II: Rp. 100.00,-
Beli air mineral: Rp. 5.000,-
Beli paket burger mcD + minum: RM 15.55
Beli tiket KLIA transit: RM 5.5
(Bersambung)
Penerbangan internasional memang tidak memperbolehkan makanan di bawa ke kabin, jadi mending langsung ke bagasi. Wah airport taxnya lebih murah dibanding di Jakarta ;).
masalahnya ada beberapa yang lolos aja bawa kardus pempek. di palembang memang lebih murah sih.
Ko bisa lolos ya, ngasih tip kali hehehe :D.
bukan ngasih tip sih, tapi petugasnya juga gak terlalu peduli.
brp lama waktu tempuh dari LCCT ke Putra Jaya?
Lama nunggu di shuttle bisnya. Shuttle bis lcct – salak tinggi 30 menit. Salak tinggi – putra jaya 15 menit. Tapi nanti juli katanya Keretanya langsung dari LCCT kok.
horeee di update juga ceritanya :))
*nunggu cerita lanjutannya* =))
*dudukmanis 🙂
Wktu itu Tiket KL-HKG PP dapatnya brp ya ? Kok ga ditulis skalian ? Hehehe
Soalnya tergantung dapet dari air asia di harga berapa sih. Saya beli tiket kl-hk pp itu 206USD