#123 itikkecil dan diary

Hasil membongkar kamar saya hari ini adalah : saya menemukan tumpukan diary dari jaman saya SMA dan kuliah dulu.

catatan harian lama.....

Setelah membaca secara acak, saya menyadari bahwa sedari dulu bahkan di catatan harian, saya tak pernah curhat. yang adaΒ  di catatan harian saya memang benar-benar apa saja yang saya lakukan hari itu dan apa saja peristiwa penting yang terjadi di hari itu. Misalnya, saya menemukan catatan siapa pemenang nobel perdamaian, juara NBA sampai pemenang liga inggris dan italia tahun itu πŸ˜† Selain itu juga ada opini saya tentang peristiwa aktual pada saat itu. misalnya pada tanggal 12 Mei 1998. Dulu saya pernah berandai-andai, siapa tahu diary saya cukup berharga untuk diterbitkan *dibakar massa*. lagipula, apa pentingnya orang lain tahu saya sedang naksir siapa atau sedang kesal karena apa. selalu ada kemungkinan kalau catatan harian saya dibaca orang lain karena saya tidak pernah suka dengan buku yang dilengkapi gembok. oleh karena itu saya menghindari untuk curhat di catatan harian.

Bukan berarti saya tak pernah curhat, tetapi trauma karena diary saya dibacakan di depan publik oleh adik saya sendiri membuat saya terbiasa dengan curhat yang tidak jelas dan hanya bisa dimengerti oleh saya sendiri. meskipun terasa menjijikkan dan saya sendiri malu untuk membacanya lagi… saya sampai tidak percaya kalau dulu saya bisa membuat kalimat yang menye-menye seperti itu. seperti sekarang tidak pernah saja…

salah satu contoh curhat terselubung

Sampai sekarang saya masih punya catatan harian. bedanya yang sekarang campur aduk antara catatan pertemuan yang saya hadiri,Β  pengingat hal-hal penting yang sedang saya lakukan, konsep tulisan, catatan resep sampai dengan nomor-nomor telpon orang. benar-benar tak ada curhat lagi di sana. Lagipula saya punya catatan harian online yang bisa diakses oleh siapapun. Apalagi kalau bukan blog ini. Silakan berlangganan blog ini ya… semua apdetnya dikirim langsung dari laptop saya lho… *eh*

16 thoughts on “#123 itikkecil dan diary

  1. Ah teori diari. Saya ndak pernah nulis diari. Ndak telaten. πŸ˜† Tapi ya bagus juga sih, jadinya ndak ada yang bacain pemikiran privat saya di hadapan publik. *lari*

  2. wah aku punya diary tapi biasanya cuma isi 10 hal max hihihi. Males banget nulis diary. Makanya skr maksa nulis blog tiap hari gantinya diary.

    EM

  3. Hehehe..diary ku selalu tak berlanjut…isinya curhat, dan bila masa sedih itu lewat, malu sendiri membacanya…terus di sobek..hahaha
    Diary si bungsu, walau digeletakkan di meja, saya tak paham isinya, lha berbentuk gambar-gambar seperti komik…hahaha. Ini saat dia SMA, setelah itu tak tahu lagi, apa dia punya diary apa tidak.

  4. ah, diari…
    saya masih ada, suka malu sendiri tapi kadang ketawa juga sih pas baca ulang. Udah lama diniatin pengen di bakar, tapi belum tega juga. πŸ˜›

  5. Iya nih. Kemarin saya juga kena diari. Gara-gara makan mi rebus aceh nih keknya. Abangny ngasih sambelnya kebanyakan. (doh)

    Sama, kalau curhat juga seringnya gak jelas, cuma dimengerti diri sendiri. Belum bisa berekspresi secara terus terang, bahkan kepada diri sendiri sekalipun.

  6. Dulu waktu SMP – SMA – Kuliah sampai tingkat 3 …
    saya punya Diary …
    hanya satu Diary …
    Tebal …
    dan sampai sekarang masih saya simpan …

    And please jangan tanya isinya …
    Itu norak banget soalnya … hahhaha

    salam saya Tik

  7. @Imelda
    diary yang sekarang malah lebih lengkap πŸ˜€

    @edratna
    memang jadi malu sendiri bu… *pengalaman pribadi*
    saya terkadang ingin seperti Narpen, bisa menggambar. sayangnya tak bisa 😦

    @Akiko
    kenapa dibakar? paling tidak kan bisa jadi pengingat kalau dulu pernah seperti apa πŸ˜€

    @Asop
    kok dibakar? malu dengan isinya? atau yang jadi isinya sudah jadi masa lalu? *kepo*

    @Farijs
    itu diare! *pentung Farijs*

    @nh18
    norak yang eylekhan kan om?

  8. jaman masih sekolah dulu sampai saya sebelum nikah saya punya diary, isinya sebagian besar tentang peristiwa sedih yang dialami hari itu, soalnya gak tahu kenapa kalo lagi seneng saya malah suka bingung gak tahu mo nulis apa, makany setelah menikah saya gak punya lagi diary karena suka bingung gak tahu mo nulis apa… πŸ™‚
    salam

  9. Saya juga punya catatan harian seperti itu, dan masih saya buat sampai hari ini. Karena konsepnya sama seperti punya mbak maka nggak kusebut diary, tapi logbook. Oiya, saya ngisinya pake bahasa inggris prokem. Lebih aman kalo sampai ada yang gak sengaja baca. :mrgreen:

  10. uuw..aku juga punya, tapi campur aduk, ada sosis ada bakso ada sop, dan maacem macem lah. Tapi kalau pas lagi males, ya diarynya cukup di kepala, kalau ndak ya sms ke temen. He he :))
    N kalau mbaca masa lalu (padahal baru satu tahun berselang) lucu juga yah aku waktu itu.. πŸ™‚

  11. kenapa dibakar? paling tidak kan bisa jadi pengingat kalau dulu pernah seperti apa πŸ˜€

    belum jadi juga sih sampai sekarang. Tp alasannya ya itu tadi Mbak…. malu-maluin kalo sampe ke baca pihak ke tiga. 😳

  12. dulu saya punya diary yg ditulisin huruf2 sandi…sekarang udah ngga bisa dibaca bahkan sama yg nulisnya… πŸ˜†
    btw itu kekecilan gambarnya, mbak…
    coba dizoom biar kebaca… *kepo πŸ˜›

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.