Young people, you are not part of problems, you are part of solution

Remaja, adalah usia di mana sebagian besar mereka dianggap sebagai pemberontak dan sebagai orang yang bermasalah. Apalagi yang berhubungan dengan HIV dan AIDS. Seperti yang kita ketahui, HIV berhubungan erat dengan perilaku berisiko tinggi walaupun tidak semuanya seperti itu. Dan lebih dari lima puluh persen orang yang terinfeksi HIV berusia antara lima belas dan tiga puluh tahun. Sebagian besar penularan juga terjadi melalui narkoba suntik. Akibatnya HIV dan orang yang terinfeksi identik dengan orang bermasalah, that’s what I call stigma.

Saya pribadi berpendapat kalau kita tidak seharusnya hanya bersandar pada pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Semua orang harus punya peranan termasuk juga remaja yang dianggap sebagai masalah itu.

Remaja bisa memulai dengan memberikan informasi yang benar tentang HIV dan AIDS kepada teman-teman di peer groupnya. Ataupun dengan menjadi pendamping bagi orang-orang yang sudah sampai ke tahap AIDS dan ditinggalkan keluarganya. Bukan hanya itu yang bisa dilakukan, remaja juga bisa menagih janji pemerintah yang telah ikut menandatangani MDGs (Millennium Development Goals) yang salah satu isinya adalah pemberantasan HIV/AIDS dan malaria.

jadi remaja, buktikanlah kalau remaja itu bukan hanya bagian dari masalah tapi tapi remaja itu bisa menjadi bagian dari solusi….

38 thoughts on “Young people, you are not part of problems, you are part of solution

  1. @Chic
    harusnya kemaren Chic, tapi masalahnya kemaren saya gak bisa konek internet jadi baru bisa diposting hari ini

    @Nike
    menurut UNFPA, definisi remaja itu 10-24 tahun.

    @edy
    males

    @anggara
    selamat hari AIDS juga

    @Alex
    dan itu tanggungjawab remaja juga

    @abee
    bisa dengan berbagai cara Bee

  2. humm, kalau bukan part of the problem, kenapa harus jadi part of the solution?

    menurut gue young people are part of problem..with all their hormon and reluctant to buy condoms because shy.

    but they are also part of the solution as well.

  3. @abeeayang
    selamatkan 😀

    @Fritzter
    tapi…. tapi… bukannya si boss harusnya dapat bagian lebih banyak?

    @owbertku
    leafletnya dibaca gak?

    @Koko
    why should they? IMHO, walaupun bukan bagian dari masalah, apa salahnya dengan menjadi bagian dari solusi?

    @T
    yup

    @japspress
    kalau dirimu di bawah 24 tahun, itu tandanya masih remaja akhir 😀

  4. Dari peran remaja itu, yang paling saya susahkan itu, penularan HIV via suntikan. Jadi remaja itu susah, jika orang-orang tua sendiri kurang peduli pada remaja, maka tidak heran kalau banyak yang “ngobat” dengan obat bius.

    Teman memberi saran, perlakuan keluarga yang menentukan.

    Teman yang ngurus anak jalanan di Medan, konon lebih gampang dalam mengatasi anak-anak yang nge-lem atau nyuntik begini. Karena keluarga mereka ya rumah singgah. Tapi kalau yang pulang ke rumah dengan beban masalah dan ditimpuk masalah baru, wahh… itu susah… 😐

    Tapi, ya… harapan akhir ya sama remaja-remaja yang masih “sehat” akal dan tubuhnya utk ndak menjauhi yang lagi down sampai mesti pakai narkoba 🙂

  5. ketika sukarno menjadi presiden di usia 42, ternyata dia digolongkan sebagai golongan tua. Pada saat akan proklamasi Sukarno diculik golongan muda ke Rengasdenglok. Ayo bangkit anak muda!

  6. Remaja yang punya lingkungan baik, teman2 yang baik, relatif lebih aman, apalagi jika antar teman bisa saling mendukung.

    Ortu bisa berperan sebagai sahabat kaum remaja, mengenal dengan baik teman-teman anaknya, dan menganggapnya sebagai anak sendiri…ini membuat remaja merasa dihargai.

  7. Wah.. 10 – 24 th ? Kalo gitu, saia bukan remaja lagi..secara out of range.. Hmm.. Tapi msh msk kategori pemuda kali ye..
    Hehe.. Betul mba Ir, remaja dan pemuda bisa lebih berperan dalam ‘mengkarantina’ Aids.. Terutama di lingkaran sosialnya dulu dgn edukasi pd diri dan lingkungane tsb thd hal2 yg potensial sebabkan Aids..

  8. @alrisblog
    iya, selama ini ada orangtua yang beranggapan kalau remaja itu cuma tukang bikin onar

    @edratna
    menjadikan anak sebagai sahabat, adalah contoh yang bagus bu. Anak jadi tidak akan sungkan untuk bercerita tentang apa saja kepada orangtuanya

    @AriefDj
    betul, bisa dimulai dengan hal-hal kecil. misalnya dengan memberikan informasi kepada teman-teman di sekeliling.

  9. Well, youth or teens or poeple would like to refer as “younger generation” are ket elements to future sustainability, and its prone to HIV/AIDS contractions have become an alarming issue.

    Education (to include safe sex), Empowerment through programs, and Consistency of its funding are one of the driving factor to ensure that younger generation are well-aware, understood and capable tp play its role towards prevention and eradication of HIV/AIDS epidemic.

    It is indeed a shared-responsibility of each-one-of-us, to continue educate, empower and share that the danger of HIV/AIDS are real and communication (regarding sex educations and risk of STD/HIV+AIDS) among familymember is paramount.

    Religious stronghold and family integrity are the most basic and first line of defense for younger generation to protect themselves [Against HIV/AIDS], and further efforts lies toward the bigger circle [Community, Gov’t Agencies and Int’l Community].

    Stay Safe: Whenever and Wherever

    HIV/AIDS is real.. therefore keep the promise..
    Keep the promise to avoid being contracting with one..
    Keep the promise to be faithful..
    Keep the promise to practice safe sex..
    keep the promise to advocate others..

  10. Bagaimana menggagas remaja yang melek remaja, itu yang sulit, Remaja kita baik di pulau jawa ataupun di pedalaman sana, dari yang saya amati kurang lebih remaja tidak paham arah hidup, bimbang dan hilang arah. mayoritas penduduk indonesia remaja, dimana2 mudah dijumpai ABG.
    trus ini salah siapa? Remaja tidak benar2 menjadi prioritas utama, Pemda. Padahal remaja indonesia saat ini menjadi bulan2an target konsumen global,brainwash,deelel.
    AIDS itu sendiri wabah yang sengaja ditularin ke remaja ABG yang bimbang, dan ga tahu itu. ciecie kasihan banget!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.