#26 itikkecil dan pelayanan

Beberapa hari ini sepertinya nasib saya sial melulu 😥 . Beberapa kali makan di luar saya sering mengalami perlakuan yang tidak mengenakkan di tempat makan. Salah satu kisahnya bisa dibaca di sini. Di lain hari, pada saat saya makan di salah satu tempat makan yang baru dibuka di sini, saya juga mengalami hal yang tidak menyenangkan.

jadi ceritanya saya bertiga bersama teman-teman saya hendak mencoba salah satu warung iga penyet yang baru dibuka di daerah Simpang Polda. Kesan pertama ketika masuk ke sini adalah : rame ya… mungkin juga karena baru buka  dan memang sepertinya menjadi kebiasaan orang Palembang untuk berbondong-bondong mencoba tempat baru dan kalau nanti ada yang baru lagi, tempat yang lama itu ditinggalkan.

Saya memesan konro bakar madu sementara teman saya memesan paket 1 yang terdiri dari ayam goreng, nasi dan iga goreng, karena konro bakarnya habis akhirnya saya memesan iga penyet. Sekian lama waktu berlalu, pesanan teman saya sampai dan teman saya mulai makan sementara pesanan saya tidak ada satupun yang muncul. Saya kelaparan dan biasanya orang lapar cenderung menjadi cepat marah :lol:. Setengah jam menunggu dan tidak ada pesanan yang muncul. malah orang yang baru saja muncul yang pesanannya datang duluan. ketika saya tanyakan ke pelayannya, sepertinya pelayannya kebingungan sendiri. Barulah ketika sepertinya pemilik restoran ini datang, akhirnya pesanan saya diantarkan diiringi dengan permintaan maaf dari yang bersangkutan.

Sebagai pembeli, saya tidak gila hormat, saya tidak ingin dilayani secara berlebihan, yang saya inginkan adalah penghargaan bahwa saya adalah pembeli dan dilayani secara layak. dalam kasus pertama, saya tidak ingin minta gratisan. dan dalam kasus yang kedua, saya ingin pelayan cepat tanggap setiap kali ada komplain dari pelanggan.

Kadangkala, sebagai pemilik usaha orang sering melupakan satu hal bahwa konsumen jaman sekarang tidak seperti dulu yang pasrah saja mau diperlakukan seperti apa. Jadi, pelayanan terhadap pelanggan haruslah dinomorsatukan. I don’t sweat the small things. Saya tidak pernah mempermasalahkan hal-hal yang sepele dan juga tidak pernah memaki-maki orang lain di muka umum meskipun orang tersebut menjengkelkan saya. tetapi biasanya saya tidak akan pernah balik lagi ke tempat tersebut.

Dalam kasus di tempat kedua, pemilik restoran tersebut sepertinya memiliki konsep dalam memuaskan pelanggan tetapi implementasi di lapangan masih kurang sehingga pelayannya tidak memiliki visi yang sama dengan pemilik restoran tersebut.

Di Palembang ada beberapa kasus di mana restoran yang tadinya ramai akhirnya ditinggalkan orang setelah ada restoran baru. jadi, salah satu cara untuk bertahan, selain makanan yang enak, IMHO adalah dengan memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan.

8 thoughts on “#26 itikkecil dan pelayanan

  1. hoho. pelayanan, ya. masih banyak sih pemilik warung atau toko yang bermental warteg. mereka pikir bahwa konsumenlah yang butuh mereka. dengan begitu konsumen dilayani sesuka hatinya.

    konsumen yang pasrah juga masih sering aku temui, mbak. malah beberapa kali aku liat ada konsumen yang pasrah gitu, aku omelin pelayannya. eh si konsumen itu malah sinis sama aku, bukannya terima kasih udah disalurkan komplainnya.

  2. Kapan ya aku ditraktir mbak Ira?
    Ini oot jelas 😀 hehehe
    tapi kadang aku bertahan di suatu resto walo pelayannahya kurang karena.. gak nemu makanan yg seenak itu di lain tempat. Walo mangkel ya demi yg enak2 itu biasanya aku ngalah siy mbak hehehe

  3. Klo mkn di tempat publik dgn rate tanpa *nett ya hrs lbh sabar……
    klo mau pelayanan yg full service jgn mkn di tempat publik mbak, makannya di fine dinning restaurant (yg ada *nett-nya)
    Apalagi klo resto Rijsttafel, bs 18 org pelayannya buat satu org
    Hehehe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.