setiap kali kembali ke sini saya selalu merasa kembali ke akar saya. bagaimanapun 75% darah yang mengalir di tubuh saya berasal dari sini.
saat ini sungainya memang agak surut. tapi dulu saya pernah dua kali hanyut di sungai ini π³ Dan ketika balik di sini saya menemukan foto saya ketika kecil sedang berenang nak*d di sungai ini. demi kemaslahatan umat dan agar blog ini dituduh melanggar UU ITE, dengan sangat menyesal foto itu terpaksa tidak dipasang di blog ini.
saya agak ngeri naik jembatan gantung ini. tapi sepupu-sepupu saya yang kecil-kecil ini dengan entengnya menghina-dina saya… “Kak Ira cemen, nenek-nenek aja berani kok naik jembatan ini” Ingin rasanya mencekik anak-anak kecil ini πΏ
saya jadi teringat ketika kecil dulu belajar menghidupkan perapian ini dengan cara meniupnya memakai bambu. Dengan memakai kayu bakar ini, nenek saya gak perlu khawatir dengan kelangkaan minyak tanah dan gas. tinggal mengumpulkan kayu bakar di hutan.
Sayang saya cuma dua hari di sini. tidak sempat jalan-jalan ke banyak tempat di sini. saya rindu dengan kebun kopi, dongeng dari almarhum kakek saya, melihat kereta api langsam, ikan panggang yang dijepit dengan bambu, jalan-jalan ke kalangan melewati hutan didukung kakek, mandi di sungai selama balik ini saya gak pernah lagi mandi di sungai. How I miss those old happy days…..
Yah… inilah oleh-oleh mudik saya…. mohon maaf kepada para fans pembaca yang menagih oleh-oleh dari saya π
@doc_wong
emberrr
@kagendra
jangan cemari sungai kami…..
Ira, dimanakah itu? Wahh kayaknya asyik sekali…dulu saya juga masaknya pakai kayu, yang setiap kali harus ditiup agar apinya besar.
Pertama kali naik jembatan gantung malah di Bogor….
Bukan di kampung rambutan kok. Itu mah ga diitung pulang kampung. π
Di solo benarnya tuh.
@edratna
di daerah lahat, sumatera selatan bu π
@COTS
I see π
duh, mbak…sungainya indah sangat.
mau dunkkkkks
jembatan gantungnya juga kayanya seru tuwh.
kadang kembali ketempat asal memang menyentuh banget ya:)
itu dimana ya?
@mataharicinta
memang….. saya jadi merasa kembali jadi anak kecil π
@Mr. Fortynine
di Lahat Rid.
waaah? itu dimana Mbak? jembatan gantung itu kayak kenal saiah.. hmmmm.. Lahat bukan?? hihihihi
*terakhir ke Lahat waktu eSDe, selebihnya numpang lewat doang*
wah, berasa balik waktu lagi kuliah lapangan di Karangsambung. Pemandangannya mirip, termasuk jembatannya juga… π
Pulang kampung emang ma’nyusss…
@chic
kecuali kalau dirimu pernah ke kampung saya gak mungkin pernah ke sini. memang di Lahat tapi bukan dipinggir jalan lintas
@tukangkopi
jadinya banyak yang bernostalgia ya π
@siCunit
ember….
Wah!
Jeme karut atau jeme alap ya?
He he he
@devry
jeme karut π
Ternyata bukan saya aja yang takut kalo mau melewati jembatan gantung, tapi kalo sudah di jembatannya ternyata biasa aja kok.