Lanjutan pos hari pertama.

Hari kedua ini dimulai dengan sarapan pagi di Lor In Resort. Rencana pagi-pagi mau lihat sunrise di pantai depan hotel tinggallah mimpi karena saya terbangun pada saat alarm pagi saya berbunyi di jam 6 pagi. Karena katanya pagi-pagi harus berangkat, jam setengah tujuh saya sudah sarapan pagi, di restoran Lor In.

pantai tanjung tinggi

Agak molor dari jadwal, jam 7.30 barulah kami berangkat ke tujuan pertama yaitu pantai Tanjung Tinggi. Pantai ini mendadak terkenal setelah menjadi salah satu lokasi pengambilan gambar film Laskar Pelangi yang fenomenal itu. Dikasih waktu satu jam di pantai langsung dimanfaatkan untuk berfoto-foto di lokasi ini. Agak molor lagi, sambil digebah-gebah oleh guide-nya kami langsung dibawa menuju pantai Tanjung Kelayang untuk melakukan island hopping dengan menggunakan kapal. Soal island hopping ini akan dibuat postingan terpisah ya.

pantai tanjung tinggi

batunya gede-gede yaa

pantai tanjung kelayang

Kalau mau, kita bisa melakukan island hopping sampai sore, tetapi karena ada jadwal dadakan ke Gantong, setelah makan siang kami langsung kembali ke pulau Tanjung Kelayang untuk naik bis menuju Gantong.

Ternyata, Jarak dari pantai Tanjung Kelayang ke Gantong lumayan jauh. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam. Hujan deras membuat sebagian peserta tertidur di bis. Untungnya begitu sampai di replika sekolah Muhammadiyah Gantong, hujan berhenti.

replika SD Muhammadiyah Gantong

Sayangnya langit agak kelabu karena habis hujan sehingga hasil fotonya tidak sedramatis kalau langitnya biru *fotografer abal-abal mengeluh*. Setelah dari sekolah ini, kami menuju Museum Kata milik Andrea Hirata yang terletak tidak terlalu jauh dari tempat ini.

Maaf, tapi ini terlalu lucu untuk tidak diposting di sini. Pak guru Aditya sedang menghukum Jimmy yang bandel karena malas bikin peer dan telat masuk sekolah

museum kata

Museum kata

Museum Kata sendiri menurut saya konsepnya menarik karena banyak menampilkan hal-hal yang berhubungan dengan literatur. Koleksi terbanyak di sini lebih ke properti milik Andrea Hirata ya iyalah karena dia pemilik museum ini. Museum ini juga menjual buku dan merchandise karya-karya Andrea Hirata termasuk Laskar Pelangi. Sayangnya ketika hendak pulang dan ingin membeli merchandise ini, penjualnya sudah pulang karena sudah lewat jam 5.

muka sengaja diblur biar fokus sama buku-buku yang pernah ditulis oleh Andrea Hirata

di belakang museum kata juga ada replika SD Muhammadiyah Gantong

Di museum ini juga ada Kopi Kuli yang menyediakan kudapan ringan dan tentu saja kopi. Kopi andalannya adalah kopi yang biasanya diminum para kuli pabrik timah di pagi hari sebelum mereka berangkat bekerja. Itulah sebabnya disebut kopi kuli. Di tempat ini juga ada live music yang menyajikan lagi-lagu hits dan juga lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para pengunjung. Kopi Kuli ini juga strict, jam 5 mereka tutup. Ketika ada teman yang ingin menambah kopi, langsung dibilang kalo kopinya abis. *puk-puk Jimmy*

Kopi kuli

tempat membuat kopi di kopi kuli

kopi kuli

live music-nya. pengunjung boleh nyanyi di sini lho

meskipun jauh di gantong, tetap bisa update path dong pake XL – foto oleh @ceritaburung

Sayangnya karena waktu yang terbatas kami tidak mengunjungi Manggar, mungkin lain kali bisa ke sini lagi. Langsung dari sini, kami menuju Kampong Dedaun untuk makan malam. Setelah makan malam, Windi Septia Dewi pemilik Teri Bajak Medan yang hits itu berbagi pengalamannya tentang bagaimana Windi menggunakan internet untuk memulai usahanya. Tulisan tentang Windi juga akan dibuat terpisah.

@windiseptiadewi berbagi tentang pengalamannya menggunakan internet untuk usahanya @teribajakmedan

Setelah makan malam, kami pulang ke penginapan. Mengingat kondisi badan yang sudah uzur, saya memutuskan untuk langsung tidur sementara beberapa orang memilih untuk berenang, iya, berenang di tengah malam dan juga ngopi sampai pagi.

*next post* Day 3