Saya menuju bioskop dengan ekspektasi yang amat tinggi, mengingat timeline di twitter rata-rata mengatakan the Raid adalah film yang sangat bagus. dan rata-rata juga mengatakan bahwa penontonnya sering tepuk tangan di dalam bioskop. Harus diakui bahwa the Raid berhasil menciptakan kampanye yang sangat luar biasa. berita bahwa the Raid dipuji di beberapa festival film dan berita bahwa the Raid akan dibuat remake oleh Hollywood merupakan salah satu faktor yang menciptakan penasaran.
The Raid (atau kalau versi worldwide the Raid: Redemption) menceritakan tentang penyerbuan oleh pasukan khusus ke markas para penjahat di sebuah gedung bertingkat. penyerbuan ini berubah menjadi mimpi buruk dan anggota pasukan yang tersisa harus menyelamatkan dirinya agar bisa keluar dari gedung ini hidup-hidup.
Saya harus mengakui bahwa saya termasuk salah satu jamaah yang krukupan muka karena ketakutan di awal-awal film. Film ini memang benar-benar memacu adrenalin. Penonton tidak diberi kesempatan untuk menarik nafas panjang sepanjang film ini. ditambah lagi dengan skoring (meskipun katanya untuk versi worldwide yang membuat skoring adalah Mike Shinoda dari Linkin’ Park) yang menurut saya ikut membangun ketegangan sepanjang film. Dan yang membuat saya akhirnya ikut berteriak-teriak penuh semangat sepanjang film adalah adegan perkelahian dengan menggunakan bela diri asli Indonesia – silat. Koreografi adegan perkelahian yang disusun oleh Iko Uwais dan Yayan Ruhian sungguh sangat menawan.
Salah satu film yang amat saya sukai adalah the Thin Red Line karena tokoh utamanya cowok-cowok keren, hampir tidak ada pemeran perempuan di film itu. The Raid juga sama… hampir semua pemain utamanya adalah cowok-cowok keren. banyak yang bilang suka dengan Iko Uwais ataupun Donny Alamsyah. tetapi saya lebih suka Joe Taslim *mimisan* #fansJoeTaslimGarisKeras. Salah satu daya tarik dari film ini adalah para pemeran utamanya yang laki banget *mimisan lagi*
Salah satu hal yang perlu diingat adalah film ini benar-benar menonjolkan kekerasan dan darah. jadi film ini sangat tidak direkomendasikan untuk anak kecil apalagi bayi. Lupakan soal cerita yang dianggap terlalu sederhana bagi beberapa orang, nikmati saja adegan perkelahian yang sangat indah di sini. yang paling keren menurut saya adalah adegan perkelahian antara Yayan Ruhian sebagai Mad Dog versus Iko Uwais dan Donny Alamsyah. Awesome!!!
Jadi kalau ditanya berapa nilainya: 4.5/5 deh.
Btw, ketika saya nonton tadi studionya penuh lho. hampir tidak ada kursi yang kosong. dan ya, dalam beberapa adegan penontonnya tepuk tangan dengan meriah…
pengen nontoonnnn !!!!
aku juga semalem nonton… film ini kereeeeeen…
sayah nonton The Lorax aja lah 😛
kemaren temen kantor cerita soal kesadisan orang Indonesia kalo membunuh 😀
Dahulu, bule suka sama masyarakat indonesia itu karena terkenal ramah, dan sekarang. Film indonesia yang terkenal di luar negeri itu adalah film tentang kekerasan ya, layak ditiru nih…