Light Rail Transit (LRT) Palembang: Masa Depan Transportasi Massal

Sebagai pengguna transportasi umum di kota Palembang, rencana pembangunan LRT yang digulirkan sejak beberapa tahun yang lalu tentu saja membuat saya senang. Terutama karena rute LRT dan stasiunnya tidak terlalu jauh dari rumah maupun tempat kerja dan mal tempat saya biasa nongkrong #eh

Banyak yang mengeluhkan kemacetan yang terjadi sejak pembangunan LRT, apalagi karena rute LRT terletak di jalan protokol yang menjadi urat nadi masyarakat kota Palembang. Rute ke Bandara sekarang menjadi momok karena akibat kemacetan yang terjadi menyebabkan kita tidak bisa memprediksi waktu perjalanan menuju bandara.

Progress pembangunan LRT termasuk cepat sih, dimulai di akhir tahun 2015, di Februari 2018 seluruh jalur sudah tersambung, akhir April trainset sudah mulai didatangkan dari madiun dan awal Mei sudah dilakukan uji dinamis kereta.

https://platform.twitter.com/widgets.js

Akhir Februari, saya sempat diajak Kementerian Perhubungan untuk melihat secara langsung stasiun Jakabaring.  Pada saat itu, stasiun Jakabaring hampir selesai, Area concourse dan platform sudah selesai, eskalator sudah terpasang dan siap beroperasi, lift juga sudah terpasang.

Stasiun Jakabaring dari luar – Februari 2018

Area concourse stasiun Jakabaring: Februari 2018

plartform stasiun Jakabaring: Februari 2018

Platform stasiun Jakabaring: Februari 2018

Bulan Februari, masih bisa turun ke tengah-tengah rel karena belum ada aliran listrik.

Jalur kereta di dekat stasiun Jakabaring: Februari 2018

Minggu lalu, saya diundang lagi oleh Kementerian Perhubungan untuk berdiskusi dengan Menteri Perhubungan bapak Budi Karya Sumadi, dan selain itu bocorannya adalah bakalan menengok kereta LRT. Undangan semacam ini tentu saja tidak boleh dilewatkan karena kapan lagi bisa diskusi (walaupun kami bersama beberapa teman yang lain sempat juga bertemu dengan si bapak pada saat kami mengikuti site visit DJKA di bulan Februari). Belakangan saya baru tahu kalau kami nanti akan mengikuti uji dinamis LRT. Berarti kami termasuk orang-orang yang beruntung karena bisa mencoba LRT sebelum launching.

Di minggu pagi yang cerah, sebelumnya kami diajak menyaksikan serah terima life jacket untuk angkutan sungai di dermaga jembatan Ampera. Setelahnya dengan menggunakan bus, bersama teman-teman netizen lainnya kami menuju ke stasiun Jakabaring. Jadi sejak awal Mei, uji dinamis kereta sudah dilakukan dari depo OPI- stasiun OPI Mal – stasiun Jakabaring. Uji dinamis ini dilakukan untuk menguji parameter perjalanan kereta. Hari minggu ini, kami diajak untuk mengikuti uji dinamis ini. Sebelumnya, diadakan briefing untuk memberitahu keselamatan selama uji dinamis. Salah satunya adalah tidak boleh turun ke rel karena sudah ada aliran listrik di sana. Untunglah sudah punya foto-foto dari tengah rel kereta #eh

Saat ini, concourse area stasiun Jakabaring telah siap beroperasi. Taping gate sudah terpasang, signage di berbagai tempat sudah terpasang dengan rapi. Tersedia loket tiket, toilet untuk perempuan, laki-laki dan difable. Tersedia juga ruang kesehatan, nursing area dan mushola. Eskalator sudah bisa dipakai, begitu juga dengan lift.

Concourse area di stasiun Jakabaring

Setelahnya baru semuanya diajak untuk menaiki kereta.

IMG_6326

Kereta LRT Sumsel

Interior kereta LRT

Mungkin seperti inilah nanti suasananya kalau nanti LRT sudah beroperasi.

Trainset LRT terdiri dari tiga gerbong, menampung 130 penumpang duduk dan 406 penumpang berdiri

Interior kereta LRT

LRT akan dioperasikan oleh masinis

Rute LRT Palembang terentang sepanjang 23.5 km dari Bandara SMB II hingga ke OPI Mal di Jakabaring, terdiri dari 13 stasiun dan melintasi sungai Musi. LRT Palembang direncanakan akan beroperasi selama 18 jam per hari dengan headway atau jarak antar kereta 20 menit. LRT Palembang bisa menjadi alternatif untuk mengarungi kemacetan Palembang yang semakin hari semakin tidak masuk akal. Apalagi yang berada di daerah Seberang Ulu seperti saya dan harus ke Seberang Ilir setiap harinya pasti mengalami kemacetan di pagi hari. Terkadang, ketika sedang berdiri di dalam transmusi dan mengarungi kemacetan di sekitar Jembatan Ampera, saya sungguh berharap LRT sudah selesai dan bisa naik LRT saja untuk menyeberangi sungai Musi.

Banyak yang beranggapan kalau LRT peruntukannya hanya untuk Asian Games saja, padahal ada transportasi masal yang baik tentu akan menjadi alternatif bagi warga yang tidak mau terkena kemacetan. Sehingga seharusnya LRT bisa menjadi titik awal dari perbaikan transportasi masal di kota Palembang.

Sayangnya, karena rute masih terbatas LRT saja tidak akan cukup untuk menjadi solusi kemacetan di Palembang. Integrasi dengan moda lain seperti transmusi maupun angkot sangat dibutuhkan. Sementara transmusi sendiri hanya beroperasi sampai jam 6 sore sehingga ketika malam hari tidak ada penyambung dengan LRT yang akan beroperasi sampai malam. Tapi dari diskusi dengan bapak Budi (iya, saya curhat panjang lebar soal transmusi) katanya transmusi akan di-reroute untuk menyesuaikan dengan jam operasional LRT. Semoga saja integrasi transportasi masal di Palembang bisa berjalan dengan baik sehingga semakin banyak warga Palembang yang menggunakan angkutan umum.

14 thoughts on “Light Rail Transit (LRT) Palembang: Masa Depan Transportasi Massal

  1. Membanggakan 🙂 aku terharu. Semoga nanti koridor kereta makin banyak. Ada jalur ke Kertapati, Plaju, Kenten, Demang dsb, ke depan udah kayak LN beneran ini Palembang hehehe

  2. Jalur yang dilewati rata-rata titik penting dan tempat wisata, kemungkinan jalur ampera lebih padat.

    Semoga saja pas launching sudah siap 100% dan bisa digunakan bersama.

Leave a reply to mbita Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.