#12 itikkecil dan komentar di blog

Dulu pada saat pertama kali saya ngeblog. setiap komentar yang saya tulis di blog orang lain selalu saya pikirkan masak-masak *halah bahasanya*. Dan sebisa mungkin sesuai dengan topik yang dibicarakan. Tetapi lama-lama saya merasa kenapa kualitas komen saya semakin menurun. puncaknya adalah ketika saya ditegur di blog ini emak satu ini karena dianggap OOT dan speed reading 😳

Dan soal komentar ini membuat saya manggut-manggut setuju ketika membaca postingan di sini. Soalnya saya sendiri pernah punya pengalaman ketika posting tentang ulangtahun saya. bukannya paling tidak mengucapkan selamat ulang tahun, orang tersebut malah numpang beriklan di postingan itu. Mau karena PMS atau apa, komen yang bersangkutan langsung saya tandai sebagai spam πŸ‘Ώ . Selama ini saya tidak pernah menghapus komentar apapun, kecuali kalau komentar itu kelewat tidak sopan. kalaupun menghina ataupun memaki saya tetap saya biarkan seperti di sini. Tetapi ketika itu saya menganggapnya benar-benar tidak sopan. saya ulang tahun tapi kok gak dikasih ucapan selamatΒ  boro-boro mau ngasih kado *eh*

Ketika pertama kali saya ngeblog dulu, sopannya saya selalu meninggalkan jejak di blog-blog yang saya baca. dan agar tidak out of topic, saya selalu berusaha untuk meninggalkan komen di halaman about ataupun halaman yang menggambarkan tentang penulis ataupun tentang blog itu. tapi itu dulu, tahun 2007, di mana saya masih jadi pegawai magabut *alesyan* dan juga jumlah blogger indonesia masih sedikit.

Lama-kelamaan, jumlah blog yang saya langgani bertambah banyak. sekarang saja sudah ada 1000 lebih postingan yang belum saya baca. ditambah lagi koneksi internet yang hidup segan mati tak mau membuat saya sempat tidak bisa untuk blogwalking apalagi berkomentar. Kadang-kadang postingan yang menarik dilewati begitu saja karena saya tidak tahu harus berkomentar apa. kecuali dengan beberapa teman akrab *tsah mengakrabkan diri* sehingga saya bisa berkomentar seenak jidat saya. Kadang-kadang untuk menuliskan komen saya bisa butuh waktu sampai dengan lima belas menit karena bingung mau menuliskan apa. dan akhirnya saya mikir, mau komentar saja kok malah jadi beban. Oleh karena itu sekarang saya hanya berkomentar kalau saya sanggup berkomentar. Soal komentator yang baik ini saya terus terang kagum dengan ibu Enny dan om NH18 yang menurut saya selalu mampu menuliskan komentar berkualitas. bandingkan dengan saya yang suka komen ngawur.

Jadi, percayalah saya pasti mungkin membaca blog kalian. tetapi belum tentu saya sempat berkomentar. bisa jadi saya tidak berkomentar karena :

  • Postingan yang terlalu personal. Kalau ada postingan yang menuliskan tentang ratapan hatinya dan saya anggap terlalu pribadi, saya akan membaca di RSS reader dan melewatkan kesempatan untuk berkomentar. Ataupun postingan tentang joke internal yang hanya bisa dimengerti oleh orang-orang tertentu. Maafkan saja kalau saya melewatkan postingan tersebut.
  • Terlalu scientific atau fokus di salah satu eh banyak keilmuan yang tidak saya mengerti. Ok. pass. daripada saya salah komen atau malah sotoy gak jelas.
  • Postingan yang marah-marah. Ini juga mendingan saya pass. daripada saya malah jadi provokator meskipun saya suka jadi tukang kompor.
  • Postingan tentang agama. Agama apapun termasuk yang saya percayai. Kalau soal ini mending saya mengaminkan saja. ilmu saya cetek soalnya. Kalaupun tak setuju dengan pendapat yang bersangkutan tutup saja blognya tak usah dibaca. aman kan?
  • Postingan yang memakai bahasa alay. bukan apa-apa, saya kan sudah uzur… jadi agak pusing kalau membaca postingan dengan bahasa seperti itu. apalagi buat komen.
  • Saya tidak setuju dengan pendapat yang ada di postingan itu. Ini internet, setiap orang berhak untuk menuliskan tentang apapun. Kalaupun saya tidak setuju palingan tidak akan saya baca lagi dan mencibir sambil bilang “blog apaan ini” πŸ˜†

Meskipun begitu, tentu saja saya berterima kasih kepada semua orang yang telah sudi untuk meninggalkan jejak di sini. maafkan kalau saya terlambat membalas komennya. Atau tidak sempat berkunjung balik. atau kalaupun berkunjung balik tidak meninggalkan jejak.

Tapi pada akhirnya, untuk komentar atau tidak komentar adalah hak kalian para pembaca sekalian. In my humble opinion, sebenarnya tidak ada kewajiban kalaupun misalnya saya sudah meninggalkan komentar di tempat anda kemudian anda wajib menuliskan komentar di tempat saya. Saya berkomentar karena saya suka tulisan anda dan saya merasa punya pendapat yang harus saya sampaikan meskipun kadang-kadang komentar saya ngawur juga .

29 thoughts on “#12 itikkecil dan komentar di blog

  1. Ini komentar πŸ˜€

    Sama juga sama dirimu mbak, kadang kalau memenuhi kriteria diatas ya ujung-ujungnya saya baca di RSS reader dan kadang bingung mau comment apa, kalaupun comment biasanya malah jadi shallow one-liner.

    • Chichi kan menegur secara baik-baik… tapi tetap saja saya yang gak enak ati…
      Saya lupa postingnya apa. tapi saya mengomentari yang sebenarnya sudah ditulis di postingan itu. jadi ketahuan kan kalau fast reading πŸ˜€

  2. soal komentar ini memang gampang-gampang susah, walaupun saya bukan tipe pembaca cepat tapi toh kadang setelah selesai mbaca satu artikel saya cuma mbatin, “ya sudah, saya harus komentar apa?” *bingung tho?*

    tapi yang jelas seneng tho kalo ada yang komen mbak? minimal membuat sampeyan yakin kalo tulisan yang sampeyan bikin susah-susah ini ada yang mbaca :mrgreen:

  3. semua terserah anda mau baca atau tidak mau komen atau tidak. Tapi kadang kita suka penasaran sama beberapa tulisan dan makin penasaran kalo ngga komen, aku punya beberapa blog fave yg selalu kutunggu-tunggu tulisannya. Tapi juga biar postingannya ngga aku baca dan ngga aku komen bukan berarti kita ngga teman lagi bukan? siapa tau blognya ngga bisa dibuka, jaringan internet yang agak dodol, bahkan pernah aku mau komen ngga bisa…nah lo gimana?

    • sama. ada kok beberapa blog yang saya jadi silent reader dan kadang-kadang langsung buka tanpa liat lagi di RSS reader.
      ada juga blog yang buat berkomentar di sana sulit. jadi yah, meskipun ada yang sebenarnya ingin disampaikan jadinya tak bisa.

  4. ihiy.. ada yang ngeping πŸ™‚

    mbak, kalau mau komen yang 4L4y K4y4 61N1 boleh nggak mbak? *langsung ditimpuk pake cobek*

    saya seringkali mengalami hal yang sama mbak… bingung mau ngomen apa… kadang ga jelas juga alasannya, pokoke bingung. Biasanya kalau udah gini ujung-ujungnya nulis si shout box atau about. atau baca artikel sebelumnya, siapa tau bisa ngomen dengan baik dan benar, heheheh πŸ™‚

  5. Aduh Tik …
    Nama saya disebut disini …
    waaahhh … gimana ya … saya jadi jengah ini …
    Sebab … jujur saja … kadang komentar saya itu suka seenaknya sendiri …

    Namun demikian …
    Terima kasih telah menyebutkan nama saya disini …
    Yang jelas … saya berusaha untuk Blog Walking sebisa saya …
    dan kalau topiknya saya mengerti … dan perlu dikomentari saya akan berkomentar … juga sebisa saya …

    Namun kalau topiknya saya tidak mengerti … biasanya saya tidak berkomentar … (dari pada komentar ngaco bukan ?)

    Eniwei … sekali lagi Terima Kasih
    Saya tersanjung

    Salam saya

  6. Kalo saya mah, dikomen sukur, g dikomen ya sukurin.. *halah*

    Masalah komentar, saya terhitung jarang banget juga ngomen, selain karena koneksi menyedihkan, baca dari feedreader, dan takutnya gaya komen saya yang rada ‘snarky’ ndak bakal cocok buat posting jenis-jenis tertentu, seperti yang sudah disebutkan simbak.. Apalagi pada posting-posting yang ‘dalem’ banget, saya kadang justru speechless, untunglah sekarang di wordpress juga ada tombol LIKE…

    *menunggu wordpress bikin tombol “megang banget”, “nggemesin”, “gombal”, “jayus”, dan sebagainya…*

  7. Kadang suka bingung kalo ditodong temen sesama blogger.. “komen dong di blogku” padahal ada alesan2 yang disebut sama mbak ira di atas situ. Bukan berarti kita gak mau komen tapi yah.. yah.. gitu deh πŸ˜†

  8. Aku juga kadang bingung pengen ngasi komen atau gak di blog orang. Pengen ngasi komen, tapi gak tau mau komen apaan. Padahal kan ceritanya pengen ninggalin jejak. Tapi, akhirnya aku memilih untuk ninggalin aja sih. Daripada komen nyampah, OOT, atau terlihat sekali memaksa untuk komen. Kemudian aku berjanji… Suatu saat nanti kalau dia bikin posting yang bisa aku kasih komen, pasti tulisannya akan aku komentari. *halah, lebay*

  9. Saya pernah komen di blog orang, plus ngasih kritikan kalau tulisannya memberikan info yang tidak benar. Rada keras juga sih karena saya juga ngasih tau si pemilik blog kalau nulis informasi harus cek dulu sana sini supaya nggak salah ngasih info.
    Awalnya dia cuma bilang ma kasih, lalu saya balas tolong diperbaiki tulisannya spy pembaca lainnya juga nggak salah pengetahuan.

    Eh… ternyata si pemilik blog tersinggung, lalu ngomongin saya si pengunjung tukang hina, dan berkali-kali nulis kata-kata “hina”, justru balasannya bukan buat saya melainkan buat pengunjung lainnya (yang kebetulan saya baca).

    Lucunya, si pemilik blog bilang kalau blog yg ditulis dgn bahasa Indonesia bakalan dikunjungi pengunjung “close-minded” yang suka ngasih komentar menghina (lagi). Karena itu beliau menulis blognya dalam bahasa Inggris untuk mengganti blog lamanya yg memakai bahasa Indonesia. Mungkin maksudnya, pengunjung berbahasa Inggris nggak bakalan ngasih komentar menghina (lagi) karena lebih civilized.

    Berhubung saya ngaku sebagai blogger, saya agak malas berbalas hina di blognya beliau. Saya lebih suka nulis postingan tentang pendapat saya. Toh yang namanya blogger, kalau mau adu argumen tentunya lebih baik lewat tulisan di postingan blog sendiri, plus link ke komentar postingan beliau. Ternyata tulisan saya malah mengundang banyak pengunjung lain πŸ˜†

    • saya sudah baca juga berbalas komennya πŸ˜€
      yang saya bingung adalah statement kalau pengunjung berbahasa inggris lebih civilized karena troll toh ada di mana-mana. beberapa kali saya mengunjungi situs yang berbahasa inggris, komentarnya malah lebih sadis…

      • Yah begitulah. Sepertinya si ibu guru novroz bangga banget sama orang bule dan nggak suka orang indonesia yang senang manjang2in masalah πŸ˜†

        Kayaknya beliau lupa kalau blog merupakan media terbuka yang bisa dikunjungi dan dikasih komen oleh siapa saja, termasuk troll. Komen di blog yg berbahasa Inggris tentunya lebih parah lah, secara yang datang bukan cuma orang2 yg sehari-harinya berbahasa Inggris (e.g. american, english, aussie, etc) melainkan jg org2 yg menggunakan bahasa inggris sbg 2nd/3rd language.

  10. Saya juga nggak berani komentar jika tulisannya bukan bidang yang saya pahami, salah-salah komentar saya terlihat konyol.
    Tulisan bagus, saa baca dan renungkan, walau tak meninggalkan jejak.
    Pada akhirnya kita juga bisa membaca karakter dari pengunjung blog kita kan, Ira?

  11. @AnDo
    dan rasanya serbuan troll lebih banyak di blog yang berbahasa inggris. tapi bukannya itu juga tergantung apa yang dibahas. kalau cuma soal cerita sehari-hari ngapain ngetroll di situ. kecuali kalo stalker πŸ˜€
    @edratna
    iya bu…. terbaca kok. mana yang serius, terlalu serius atau malah selalu bercanda πŸ˜€

    @suzannita
    saya juga kok

Leave a reply to Amd Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.